Tangan-tangan ini dianggap seperti piring-piring bekas makanan
Rumah makan dengan konsep tradisional memiliki keunikan dibandingkan rumah makan lainnya. Biasanya rumah makan yang set-nya bertema kan tradisional terutama tradisional sunda pasti identik dengan konsep bangunan yang terbuat kayu dan bambu. Hal ini bertujuan untuk memberikan suasana pedesaan yang masih alami, jauh dari kesan modern. Biasanya, sebagian rumah makan tradisional juga lebih memilih menyediakan tempat lesehan (tanpa kursi) untuk tempat makan pengunjung. Lokasinyapun biasanya disesuaikan. Kadang rumah makan sengaja ditempatkan pada lokasi persawahan atau biasanya ditambah dengan suasana kolam kolam ikan
Dalam tata cara makannya pun tidak menggunakan sendok atau garpu. Tetapi langsung menggunakan tangan. Rumah makan biasanya menyediakan keran di tiap tempat lesehan. Atau pada sebagian rumah makan sunda yang pernah saya temui, mereka menyediakan air kobokan untuk mencuci tangan.
Saya bukan orang yang freak sama yang namanya kebersihan. Akan tetapi, saya menyadari kalau sebagian besar rumah makan sunda terutama di kota saya tidak menyediakan fasilitas mencuci tangan yang bersih, terutama pada sabunnya.
Bayangkan, untuk mencuci tangan, rumah makan hanya menyediakan sabun batangan yang sebenarnya adalah sabun mandi (bukan sabun khusus mencuci tangan). lalu, apa bedanya sabun mandi dengan sabun tangan?
Dari segi kandungan, tidak ada perbedaan yang signifikan diantara keduanya. Hanya saja sabun yang dikhususkan untuk tangan tentu lebih efektif membersihkan kuman. Karena pada dasarnya setiap jenis sabun pasti dirancang sesuai dengan tujuan penciptaannya.
Tapi yang agak lebih parah, saya pernah menemukan botol bekas yang diberi lubang di tutup botolnya, kemudian diisi dengan sabun sunlight (sabun pencuci piring) yang mungkin ditambahi banyak air hingga berwarna hijau butek seperti ini:
Apa yang ada dipikiran mereka sampai kepikiran untuk memasukan sabun cuci piring ini kedalam botol bekas? Lalu mereka menyebutnya itu sebagai sabun cuci tangan?
dari mana saya tahu kalau air sabun berwarna butek itu adalah sabun cici piring sunlight? Mudah sekali! Dari bau sabunnya saja sudah kecium dan ya saya sangat kenal sekali dengan bau sabun ini meskipun teksturnya berbeda karena sabun tersebut sudah ditambah banyak air.
Perlu diingat bahwa sabun cuci piring itu berbeda dengan sabun mandi dan sabun tangan. Kandungannya jauh berbeda. Sabun cuci piring lebih menekankan kandungan yang dapat menghilangkan minyak dan bumbu. Bukan untuk menghilangkan kuman dan bakteri.
Tapi bagi orang orang selama ini punya pengalaman yang sama dengan saya. Merasa kurang nyaman dengan rumah makan tradisional yang tidak menyediakan sabun yang memang khusus untuk tangan (bukan sabun sunlight seperti contoh diatas) mungkin bisa mensiasatinya dengan selalu membawa sanitizer kemana-mana. Tahu hand sanitizer kan? pembersih tangan anti bacteri yang berbentuk cairan kental lalu bisa dioleskan langsung ke tangan tanpa menggunakan air. Kalau mau beli tidak usah jauh-jauh beli online, harus pakai ongkir pula. Di minimarket-minimarket tersekat pasti ada.
Sebenarnya, pihak rumah makan dan pengunjungnya sendiri sama-sama kurang peduli dengan yang namanya kebersihan tangan. Karena memang kebanyakan orang indonesia agak kurang peduli dengan kebersihan tangan terutama setiap mau makan atau menyetuh makanan.
Ada orang yang bila mencuci tangan hanya sekedar menggosok sebentar kedua tangan ke kocoran air yang mengalir (tanpa mengenakan sabun). Ada orang yang bahkan sering lupa (atau sengaja lupa) tidak mencuci tangan karena menganggap tangannya sudah bersih. Tapi mereka tidak sadar bahwa yang namanya kuman dan bakteri itu tidak bisa dilihat oleh mata telanjang, kan?
Apalagi, seperti yang saya sebutkan sebelumnya bahwa rumah makan tradisonal kebanyakan tidak menyediakan sendok dan garpu. Jadi tangan akan lebih sering berkontak langsung dengan makanan daripada mereka yang makan dengan bantuan sendok atau garpu.
Sebenarnya bukan cuma rumah makan tradisional saja, Tapi banyak rumah makan pinggiran, di pinggir-pinggir perkotaan yang juga hanya menyediakan air kobokan (tanpa sabun) yang tentu kebersihannya tidak terjamin. Bagaimana dengan rumah makan atau restoran modern? Sebagian besar rumah makan atau restoran sepertinya sudah menyediakan fasilitas cuci tangan dengan sabun yang baik. Walaupun beberapa juga masih ada yang tampak tidak peduli.
Akan tetapi, kekurang pedulian konsumen terhadap kebersihan tangan pun jadi hal yang mengkhawatirkan. Sudah seharusnya para orang tua memberi contoh yang baik kepada generasi muda terutama pada orang tua yang sudah memiliki anak. Walaupun terlihat sepele, mengajarkan anak-anak memncuci tangan sebelum makan memberi efek positif terhadap kesehatannya.
Nampaknya, sosialisasi mencuci tangan sedunia yang dilaksanakan setiap 15 oktober itu tidak hanya disosialisasikan pada organisasi atau lembaga pendidikan saja. Namun sebagai tambahan untuk memaksimalkan sosialisasi ini, pemerintah atau perusahaan swasta yang mendukung program ini juga seharusnya bisa memberi arahan atau sosialisasi kepada semua tempat rumah makan atau restoran di berbagai tempat. Entah itu rumah makan kecil pinggir jalan, warteg, lesehan sampai rumah makan besar.
Rumah makan tradisional via bandung.panduanwisata.id |
Saya bukan orang yang freak sama yang namanya kebersihan. Akan tetapi, saya menyadari kalau sebagian besar rumah makan sunda terutama di kota saya tidak menyediakan fasilitas mencuci tangan yang bersih, terutama pada sabunnya.
Bayangkan, untuk mencuci tangan, rumah makan hanya menyediakan sabun batangan yang sebenarnya adalah sabun mandi (bukan sabun khusus mencuci tangan). lalu, apa bedanya sabun mandi dengan sabun tangan?
screenshot via portalsehat.net |
Tapi yang agak lebih parah, saya pernah menemukan botol bekas yang diberi lubang di tutup botolnya, kemudian diisi dengan sabun sunlight (sabun pencuci piring) yang mungkin ditambahi banyak air hingga berwarna hijau butek seperti ini:
ini sabun cuci tangan atau sabun bekas cuci miring? |
dari mana saya tahu kalau air sabun berwarna butek itu adalah sabun cici piring sunlight? Mudah sekali! Dari bau sabunnya saja sudah kecium dan ya saya sangat kenal sekali dengan bau sabun ini meskipun teksturnya berbeda karena sabun tersebut sudah ditambah banyak air.
Perlu diingat bahwa sabun cuci piring itu berbeda dengan sabun mandi dan sabun tangan. Kandungannya jauh berbeda. Sabun cuci piring lebih menekankan kandungan yang dapat menghilangkan minyak dan bumbu. Bukan untuk menghilangkan kuman dan bakteri.
Tapi bagi orang orang selama ini punya pengalaman yang sama dengan saya. Merasa kurang nyaman dengan rumah makan tradisional yang tidak menyediakan sabun yang memang khusus untuk tangan (bukan sabun sunlight seperti contoh diatas) mungkin bisa mensiasatinya dengan selalu membawa sanitizer kemana-mana. Tahu hand sanitizer kan? pembersih tangan anti bacteri yang berbentuk cairan kental lalu bisa dioleskan langsung ke tangan tanpa menggunakan air. Kalau mau beli tidak usah jauh-jauh beli online, harus pakai ongkir pula. Di minimarket-minimarket tersekat pasti ada.
Sanitizer |
Sebenarnya, pihak rumah makan dan pengunjungnya sendiri sama-sama kurang peduli dengan yang namanya kebersihan tangan. Karena memang kebanyakan orang indonesia agak kurang peduli dengan kebersihan tangan terutama setiap mau makan atau menyetuh makanan.
Ada orang yang bila mencuci tangan hanya sekedar menggosok sebentar kedua tangan ke kocoran air yang mengalir (tanpa mengenakan sabun). Ada orang yang bahkan sering lupa (atau sengaja lupa) tidak mencuci tangan karena menganggap tangannya sudah bersih. Tapi mereka tidak sadar bahwa yang namanya kuman dan bakteri itu tidak bisa dilihat oleh mata telanjang, kan?
Apalagi, seperti yang saya sebutkan sebelumnya bahwa rumah makan tradisonal kebanyakan tidak menyediakan sendok dan garpu. Jadi tangan akan lebih sering berkontak langsung dengan makanan daripada mereka yang makan dengan bantuan sendok atau garpu.
Sebenarnya bukan cuma rumah makan tradisional saja, Tapi banyak rumah makan pinggiran, di pinggir-pinggir perkotaan yang juga hanya menyediakan air kobokan (tanpa sabun) yang tentu kebersihannya tidak terjamin. Bagaimana dengan rumah makan atau restoran modern? Sebagian besar rumah makan atau restoran sepertinya sudah menyediakan fasilitas cuci tangan dengan sabun yang baik. Walaupun beberapa juga masih ada yang tampak tidak peduli.
Akan tetapi, kekurang pedulian konsumen terhadap kebersihan tangan pun jadi hal yang mengkhawatirkan. Sudah seharusnya para orang tua memberi contoh yang baik kepada generasi muda terutama pada orang tua yang sudah memiliki anak. Walaupun terlihat sepele, mengajarkan anak-anak memncuci tangan sebelum makan memberi efek positif terhadap kesehatannya.
Nampaknya, sosialisasi mencuci tangan sedunia yang dilaksanakan setiap 15 oktober itu tidak hanya disosialisasikan pada organisasi atau lembaga pendidikan saja. Namun sebagai tambahan untuk memaksimalkan sosialisasi ini, pemerintah atau perusahaan swasta yang mendukung program ini juga seharusnya bisa memberi arahan atau sosialisasi kepada semua tempat rumah makan atau restoran di berbagai tempat. Entah itu rumah makan kecil pinggir jalan, warteg, lesehan sampai rumah makan besar.