Menggadaikan Kesehatan di Balik Persaingan Minuman Teh Kemasan
foto via jalansambiljajan.blogspot.co.id |
Disadari atau tidak, minumah teh kemasan sudah menguasai rak-rak freezer warung dan minimarket. Segala merk minuman ini saling bersaing, saling memberikan keunggulan rasa, aroma dan pengalaman baru dalam meminum teh.
Kita kenal merk Sosro yang katakanlah sebagai merk teh kemasan paling pertama dan paling dikenal di Indonesia. Pada awalnya, muncul pesaing-pesaing kecil seperti Teh Gelas yang merambah konsumen kelas bawah dengan memberikan pengalaman meminum teh manis ala buatan rumah dengan harga lebih ekonomis dari rivalnya Sosro. Sejak itu, muncul banyak kompetitif baru.
Ada yang menyasar pasar kelas ekonomis macam Teh Gelas, ada pula yang menyasar konsumen kelas menengah dengan harga minuman teh kemasan diatas harga ekonomis dalam kemasan botol. Sebagai senior, teh Sosro pasti menyadari persaingan ini. Munculnya persaingan sengit antar produsen teh kemasan diakibatkan karena konsumennya memang besar di Indonesia.
Perusahaan teh kemasan dari luar negeri (Thailand) seperti merk Ichitan pun tak mau ketinggalan meramaikan industri teh kemasan. Mereka melihat Indonesia sebagai ladang emas untuk meraup keuntungan bisnis ini. Karena potensi pasarnya tinggi, maka tidak heran persaingan nya pun tinggi.
Dibalik persaingan itu. Ada yang perlu kita sadari. Sebagai konsumen walaupun dimanjakan dengan minuman teh kemasan yang bervariatif, namun ada kesehatan yang harus digadaikan. Karena teh kemasan tentu berbeda dengan produk teh bungkusan yang masih dalam keandaan kering, yang harus diseduh terlebih dahulu.
Bila kita teliti, kita bisa melihat komposisi pada setiap teh kemasan. Apa yang kita lihat? Komposisi yang tidak seimbang antara teh dan kandungan gulanya. Pada kebanyakan produk teh kemasan, kandungan gulanya lebih tinggi daripada kandungan teh-nya.
Kandungan teh pada teh kemasan bisa kurang dari 5% dari total komposisinya. Justru kandungan gulanya tinggi sekali. Jadi dari segelas atau sebotol minuman teh kemasan yang kita minum, lebih dari 95% terdiri dari gula dan beberapa komposisi yang tidak diperlukan teh. kemudian kita muncul pada satu kesimpulan: ini teh kemasan atau air gula?
kandungan teh dalam teh gelas (4%), Teh Pucuk (0,5%) & Freshtea (0,1%) | foto via mirzaidhams.com |
Teh kemasan selalu menambahkan rasa manis. Jarang atau mungkin tidak ada teh kemasan yang tidak menambahkan gula ke dalam produknya. Namun sangat disayangkan kalau teh kemasan lebih mirip seperti air gula daripada teh yang sesungguhnya. Teh yang selama ini dikenal sejak dulu sebenarnya kan tidak manis. Teh-teh tradisonal justru mengunggulkan rasa pahit sebagai nilai ciri khas dari teh (seperti halnya kopi).
Teh kemasan boleh menguasai pasar, tapi konsumen juga harus lebih cermat dan teliti. Alih-alih sehat dengan teh (karena mengandung antioksidan tinggi), yang ada kita malah terkena resiko diabetes dan kegemukan karena mengonsumsi kandungan gula dengan jumlah yang besar.
Apalagi bila teh kemasan yang manis itu, dijual oleh pedagang yang cantik. Teteh-teteh manis nan ayu. Bila itu terjadi, percaya atau tidak kita akan terkena diabetes 3 kali lebih cepat dari biasanya. Percayalah!
Tidak ada komentar: