Sukses Dunia dan Hubungannya dengan Ibadah
image via abdul-sidik.com |
Kemudian, orang-orang yang berada disekitar orang ‘sukses’ membangga-banggakan dia. “hayati bangga punya saudara keren kaya kamu. Diangkat jadi pimpinan perusahaan, datang ke kantor pake jas, dihormati sama bawahannya.”
Atau bisa juga begini. “kanda bangga punya murid seperti kamu, sekarang kamu jadi salah satu orang terkaya di dunia. Oh beruntungnya kanda bisa jadi bagian dari tukang bangunan rumahmu.”
Sukses bagi sebagian yang agamis adalah sukses antara kehidupan dunia dan akherat. Sukses dunia banyak macamnya. Setiap orang bisa mengukur dan bisa menilai kesuksesan tergantung dari sudut pandangnnya. Namun sukses akherat, apa tolak ukurnya? Tak ada yang bisa mengukurnya. Mungkin hanya Tuhan yang bisa mengukur kesuksesan itu. Apa rajin beribadah bagian dari sukses akherat? Bisa iya, bisa tidak. Yang pasti kesholehan seseorang tidak punya tolak ukurnya.
Tapi yang pasti sukses dunia dan akherat adalah pilihan yang baik. Daripada hanya sukses dunia saja lantas diakherat disiksa. biarpun sukses akherat tidak bisa dirasakan di dunia tapi menjalani proses “baik” sebagai seorang yang taat beragama adalah jalan menuju sukses akherat, walaupun yang menentukan kesuksesan itu hanya Tuhan semata.
Bagaimana menjalani kesuksesan dunia dan akherat?
Kesuksesan dunia bisa didapat dari cara-cara yang banyak orang sukses lakukan. Punya etos kerja yang baik, percaya diri, berintegritas, optimis dan masih banyak lagi. Semua orang BISA melakukannnya tapi tidak semua MAU melakukannya. Karena komitmen yang sulit dilakukan. malas, menyerah, pesimis, merasa tidak yakin menjadi bagian dari sulitnya menuju sukses dunia.
Sukses dunia harus mengamalkan nilai-nilai agama?
Seseorang yang agamis menjadikan agama sebagai panduan hidup. Dalam islam, ada kewajiban yang harus dijalankan seorang muslim yaitu beribadah dan menjauhi larangan-larangan agama. Jika ingin sukses dunia, maka nilai-nilai agama inilah perlu dijalankan. Sebab kesuksesan didapat dari hal-hal yang sepaham dengan agama. Contohnya agama menyuruh kita untuk senatiasa berusaha dan bersikap jujur. Dua hal ini yang mengantarkan pada kesuksesan.
kemudian ada banyak alasan kenapa kita (sebagai muslim) harus memperkuat ibadah kita. Alasannya sederhana, karena ketika seseorang sering melakukan ibadah maka seharusnya berimbas pada peningkatan kualitas pribadi kita. Seperti sholat tepat waktu akan melatih kita untuk disiplin, silaturahmi akan meningkatkan jaringan, menepati janji artinya kita akan menjadi berintegritas, jujur dalam berdagang, selalu berbuat baik pada sesama.
Jadi, jika kita benar melakukan ibadah yang disyariatkan oleh Allah, secara otomatis seharusnya kualitas pribadi kita juga meningkat. Jika tidak meningkat, itu artinya ada yang salah dengan ibadah kita. Allah pernah berfirman bahwa Tidak akan bisa berubah suatu kaum, jika mereka tidak merubahnya sendiri, artinya bahwa kita harus punya kekuatan untuk bisa merubah kondisi kita, tidak hanya berharap Allah yang akan merubahkan untuk kita.
Sumber referensi:
http://hidup-mulia-mati-syahid.blogspot.co.id/2012/09/ibadah-dan-kesuksesan-dunia.html
Terimakasih informasinya, semoga bermanfaat
BalasHapus