Orang Bekasi Tidak Bisa Berbahasa Sunda
Berbicara bekasi, ada banyak ke-pelik-an disana. Mitos tentang tidak terdekteksi jalan oleh radar google maps sampai banyak yag mempertanyakan dimanakah tempat antah berantah bernama Bekasi itu. Konon, Bekasi adalah sebuah negara baru atau banyak yang juga yang percaya Bekasi merupakan sebuah planet dalam planet. Entah benar atau hanya sebuah lelucon belaka.
Summarecon Bekasi via Netproperty.net |
Terhitung ada 5 teman saya di kampus yang bekasi tulen. 4 diantaranya tidak bisa bahasa sunda, sisanya bisa tapi gelagapan. Kok bisa? ‘ah, mungkin cuma kebetulan saja’, pikir saya pada waktu itu. Ada jutaan rakyat Bekasi yang belum saya temui dan saya tidak mau su’udzon dulu. Mungkin secara kebetulan saya berteman dengan orang Bekasi yang tidak meguasai bahasa sunda.
Kanda pernah berbincang dengan salah satu diantara mereka berlima. Apa benar orang orang bekasi tidak bisa menguasai bahasa sunda? Jawabannya Ya, bagi dia yang mengakui bahwa dirinya memang tidak menguasainya. Ia akui karena lingkungan keluarga dan pertemanannya tidak mendukungnya untuk menguasai bahasa daerah tersebut.
Teman kanda itu sebut saja, Fina, mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Ia tidak bisa bahasa sunda karena orang tuanya memang tidak mengajarkannya sejak kecil. Teman-temannya sejak SD sampai SMA jarang yang menggunakan bahasa sunda sebagai obrolan sehari-hari. Ada sih yang nyunda katanya, tapi beberapa, itu pun anak laki-laki. Bahkan ia lebih fasih menggunakan bahasa inggris sesuai dengan jurusan yang ia ambil.
Dalam bahasa sehari-hari, Fina terlihat lebih ‘Jakarta banget’ karena bahasa yang ia gunakan agak berlogat betawi dan elo-gue, gak pake end. Ketika kanda tanya apakah teman-temannya di Bekasi ada yang seperti dirinya, ia menjawab, banyak! Rata-rata, katanya. Tapi saya pikir buta terhadap bahasa daerah banyak terjadi di kalangan kaum muda, antara milenial dan terpapar ke generasi Z.
Menurut teori yang kanda buat, ini terjadi bukan saja karena faktor lingkungan tapi karena faktor kedekatan Bekasi dengan pusat Ibukota. Bisa jadi dalam pergaulan orang bekasi lebih akrab dengan Jakarte daripada dengan Bandung yang lebih lengket dengan bahasa daerahnya. Akrab disini bisa meliputi akrab secara jarak geografis, ekonomi, komunitas dan bisnis.
Ini bukan hanya terjadi pada kota Bekasi, tapi pada daerah lain yang masuk ke dalam grup Ja-Bo-De-Ta-Bek. Entah benar atau salah teori kanda ini nampaknya perlu dikaji lagi. Tapi kanda pribadi tentu merasa sedih, ketika Bekasi yang jelas masuk ke dalam provinsi Jawa Barat tapi tidak bisa bebicara dalam bahasa sunda. saya turut prihatin atas lunturnya kecintaan pada bahasa daerah.
kanda ingat sebuah kalimat yang mempertegaskan bahwa kita ini harus mengutamakan bahasa Indonesia, mempelajari bahasa asing, dan melestarikan bahasa daerah. Kira-kira begitu. Namun faktanya ketiga bahasa itu jarang bisa terkuasai oleh semua orang indonesiah. Nampaknya dalam berbahasa kita mesti banyak belajar lagi.
Mau sekeren apapun kita was-wes-wos ngomong bahasa inggris tapi tidak bisa lancar berbahasa daerah yang ada kita malu sendiri. Malu sama pacar dan selingkungan dari luar kota, terutama sama kota kelahiran sendiri. Selain itu, sepertinya kita juga harus mulai mengurangi kontaminasi bahasa alay beserta turunannya dalam bersosial media agar tidak terlanjur mendarah daging di syaraf-syaraf otak kaum muda.
Tapi kanda pribadi tentu merasa sedih, ketika Bekasi yang jelas masuk ke dalam provinsi Jawa Barat tapi tidak bisa bebicara dalam bahasa sunda.
BalasHapusApakah harus nyunda untuk menjadi bagian dari jabar? Gimana kasusnya dgn Indramayu dan Cirebon?
sama kayak indramayu dan cirebon bang
BalasHapusdaerah letaknya di jabar tapi bukan sunda
BalasHapusemang Bekasi sendiri wilayah sunda? Bekasi itu betawi pe'a
BalasHapusBekasi Bukan Sunda
BalasHapusKontol
BalasHapus