Tentang Film yang Diangkat dari Kisah Nyata
Selama setahun terakhir ini, lebih tepatnya sampai penghujung tahun 2017 yang lalu, saya menonton banyak sekali film-film yang diangkat dari kisah nyata. Saya mengatakan ‘banyak’ karena dulu saya terbiasa menonton film-film populer yang mungkin semua orang tahu, seperti film tentang superhero macam Spiderman Homecoming dan Justice League atau film horror IT atau Conjuring.
Saya menonton banyak film yang di angkat dari kisah nyata bukan karena saya ingin menontonnya, tetapi lebih karena faktor ketidaksengajaan. Di beberapa situs, film based on a true story ini selalu mendapat rating yang cukup bagus. Karena itulah saya tertarik menontonnya.
Beberapa jenis film ini ada yang disadur dari buku, dikemas dalam bentuk biografi, novel atau hanya sekedar terinspirasi dari kisah nyata yang tidak begitu mirip dengan kisah aslinya. Terlepas dari itu, feel dari film yang diangkat dari kisah nyata memang selalu punya daya tarik tersendiri.
Ini begitu berbeda dengan film-film populer yang murni dari imajinasi penulisnya dan dapat diubah-ubah sedemikian rupa agar setiap plot cerita atau penokohan bisa sesuai dengan film yang diinginkan.
Film based on a true story mau tidak mau harus menyesuaikan dengan kisah aslinya dengan sedikit tambahan bagian cerita yang mungkin dilebih-lebihkan, tapi yang pasti masih tetap dalam koridor kisah yang sebenarnya.
Daya tarik utama dari jenis film ini adalah orang-orang yang menontonnya dapat mengambil pelajaran hidup yang memang pada kenyataannya terjadi. Berbeda ketika kita menonton film superhero, pelajaran hidup tidak yang bisa diambil merupakan nilai-nilai mungkin tersirat saja dan tidak benar-benar terjadi di kehidupan nyata.
Saya tidak begitu setuju beberapa opini netizen yang mengkritisi film superhero yang dianggap terlalu sempurna atau ‘hanya menang di CGI nya saja’ tanpa merasa bahwa tak ada pesan yang diambil selain takjub dengan adegan-adegan actionnya.
Bagi saya ini tidak masalah. Alasan utama saya menonton film superhero hanyalah untuk mencari sisi entertaiment nya saja. Saya tak pernah memaksa diri saya atau bahkan mengkritisi si penulis cerita agar selalu menyuguhkan pelajaran hidup atau pesan positif kepada penontonnya secara blak-blakan. Ketika penonton film superhero, ya nikmati saja filmnya. Jika ada pesan yang bisa diambil, anggap saja itu bonus.
Berbeda ketika kita menonton film yang diangkat dari kisah nyata. Film ini berasal dari pengalaman orang lain yang memang terjadi dalam kehidupan. Dan kita bisa mengambil kisah nyata ini sebagai pembelajatan yang memang nyata.
Jelas bahwa film jenis ini lebih related alias ngena banget di hati penonton. Sebab menonton film yang diangkat dari kisah nyata seperti sedang membaca buku sejarah dengan visualisasi yang lebih menarik.
Terkadang saya berpikir bahwa pesan tersirat dalam sebuah film populer nampak sengaja dibuat-buat untuk memaksakan penonton ikut terlibat dalam suasana. Maksudnya, ketika seorang penulis cerita ingin membuat penonton terharu dengan kisah yang mereka tulis maka sang penulis akan berusaha membuat adegan yang sangat menyedihkan.
Apapun caranya, diatur lokasinya, suasananya, perannya, tokohnya dan lain sebagainya agar rasa terharu itu muncul dari penonton. Kasarnya ini mirip seperti seorang yang mencoba berbohong demi kebaikan. Seperti orang yang ingin membuat orang lain sedih dengan sebuah cerita yang dibuat-buat.
Sedangkan dalam film diangkat dari kisah nyata, pembelajaran yang bisa diambil lebih dulu muncul sebab pesan yang tersampaikan memang pernah terjadi secara real dan bukan hasil imajinasi si penulis naskah film. Oleh sebab itu, pesan-pesan moral jauh lebih terasa nyata dan diharapkan bisa membekas di hati penonton.
Satu hal yang saya ingat ketika ada seorang penulis pernah mengatakan bahwa sebuah film yang mengesankan adalah film yang memberikan dampak positif pada diri seseorang di kemudian hari, baik itu disadari atau tidak disadari. Dan nampaknya film yang diangkat dari kisah nyata bisa jadi tontotan yang paling baik untuk menyuntikan hal-hal positif pada penontonnya.
image by imatrix.com
Tidak ada komentar: