[Review Film] Not Cinderella’s Type (2018), Dongeng Klasik yang Menjadi Kenyataan
Paris Warner / Indy (gambar: imdb.com) |
Tidak banyak film amerika bergenre roman yang pernah saya tonton. Film yang terakhir saya lihat, seingat saya adalah Laggies. Ya, sebenarnya Laggies bukan termasuk film percintaan remaja, tetapi bisa dikatakan itu satu-satunya film romance amerika yang saya tonton dan paling saya ingat sampai sekarang. Dan sebagai orang awam, Not Cinderella’s Type memang punya kisah percintaan roman yang menarik untuk ditonton.
Tidak banyak yang bisa diceritakan dalam film ini. Menikmati alur ceritanya cukup membuat saya terhibur walaupun tidak memberikan sesuatu yang 'wah'. Tetapi, itu tidak masalah karena sejak awal saya pun tidak memberikan ekspetasi yang terlalu besar.
Siapapun yang pernah menonton cerita versi klasik Cinderella dari Disney, pasti akan sangat familiar dengan film ini. Karena Not Cinderella's Type yang diadaptasi dari novel ini mengambil ide cerita dari sana yang kemudian konflik ceritanya di representasikan dalam kisah percintaan modern. Oleh karena itu premisnya sudah terlihat sejak awal dan penonton awam sekalipun lebih muda mengetahui akan dibawa kemana alur ceritanya.
Sinopsis - Alur Cerita
Sinopsis - Alur Cerita
Indy dan Kucing kesayangannya / dok. pribadi |
Cindy Ella atau Indy menganggap hidupnya sempurna. Meski ia telah kehilangan sang ayah, tapi ia masih memiliki ibu yang sangat baik dan sangat menyayanginya. Namun suatu hari ibunya meninggal dalam sebuah kecelakaan. Hal itu yang membuat Indy mulai merasakan bahwa hidupnya tidak akan seindah dulu.
Kemudian akhirnya ia tinggal bersama paman dan bibinya beserta 2 kakak tirinya. Mereka semua jahat dan melihat Indy sebagai seorang pembantu. Indy tidak diperboleh tinggal dikamar, ia hanya tidur di atas loteng rumah. Sehari-hari Indy harus memasak sarapan pagi, menyiapkan keperluan kakak tirinya dan mengerjakan semua pekerjaan rumah. Ia juga tidak diperbolehkan bermain selepas sekolah atau sekedar mengikuti pesta bersama teman-temannya. Penderitaan Indy sama persis seperti cerita Cinderella dalam cerita klasik Disney. Maka dari itu title 'Cinderella' sangat pantas disematkan padanya.
Suatu hari kucing kesayangan Indy berlari keluar dari pintu rumah menuju jalan. Bryant, pria populer yang disukai 2 kakak tiri Indy kemudian tanpa sengaja menabrak si kucing dengan mobilnya. Indy sangat sedih dan Bryant merasa bersalah. Di sekolah, Bryant berusaha mendekati Indy untuk meminta maaf. Tetapi Indy terus menghindarinya karena Ia merasa Bryant adalah orang yang sangat jahat.
Maxton (kiri), Indy (tengah), & Bryant (kanan) / dok.pribadi |
Saat itu, Indy sempat tak percayakarena selama ini Maxton adalah sahabatnya. Ia heran kenapa sahabatnya sendiri bisa jatuh cinta padanya. Ada perasaan dilematis tersendiri bagi Indy. Dalam satu sisi, ia tidak bisa menerima begitu saja perasaan Maxton padanya. Tapi ia juga tidak enak hati jika harus menolak cintanya. Di sisi lain, perhatian Bryant pada Indy mulai membuatnya jatuh cinta. Ya, indy terjebak dalam cinta segita antara ia, Bryant dan Maxton. Ditengah kisah percintaan ketiganya, Indy tetap menghadapi penderitaan bersama keluarga angkatnya yang jahat.
Not Cinderella Type punya sisi romance yang paling mudah dicerna oleh semua penonton. Kenapa tidak, konflik ceritanya tidak terlalu rumit bahkan tidak lebih sederhana dari sebuah drama FTV atau sinetron indonesia. Bedanya, film ini merupakan film Hollywood yang sedikit lebih rapih dalam mengesekusi tiap plot dan setting ceritanya.
Saya tidak mengatakan Not Cinderella's Type sebagai film yang buruk. Tetapi dari konflik yang disuguhkan tidak terlalu memberikan banyak element surprise. Bisa jadi film ini hanya berputar pada konflik yang mudah ditebak dan tidak memberikan ending yang bagus. Namun, sekali lagi film ini tidak bisa dibilang buruk. Bagi pecinta genre pop romance, apalagi bagi anda yang suka nonton sinetron -sinetron indonesia, keliatannya anda pun akan menyukai film ini karena premis ceritanya yang (seperti yang saya bilang diawal) sangat mudah dicerna alias diterima oleh semua kalangan.
Menonton film ini, tidak perlu seperti menonton film fiksi sains atau film superhero yang kadang kita diajak untuk sedikit mikir. Film ini sangat ringan. Ya, lumayan untuk hiburan dikala waktu senggang. Mungkin, nilai plus lain dari film ini hanya ada pada sang pemeran utama, Paris Warner cukup bikin memanjakan mata dengan kecantikannya. Hehehe~
+++
Genre: Romance; Sutradara: Brian Brough; Produser: Brian Brough, Anthony Straga ;Penulis: Jenni James, Brittany Wiscombe; Musik: James Schafer; Sinematografi: Brian Brough; Penyunting: Jared Jay Lemon; Produksi: Silver Peak Productions ; Rilis: 20 Februari 2018 (USA); Durasi: 97 menit; Bahasa: Inggris; Negara: USA; Anggaran: -
Pemeran: Paris Warner (Indy Zimmerman), Tim Flynn (Briant Bailey), Tanner Gillman (Maxton), Scott Christopher (Dr. Bailey), JJ Neward (Clarise), Mary Neville (Jayda)
Tidak ada komentar: