Prabowo, Sudah Jatuh Tertimpa Plastik Pula
Kalau saya jadi Prabowo, saya pasti akan malu semalu-malunya. Bagaimana tidak malu, dia dibohongi oleh orang dalamnya sendiri. Ini. Lawan politiknya seolah tidak perlu bersusah payah menjatuhkan elektabilitas Prabowo karena dia telah dijatuhkan oleh orang terdekatnya sendiri.
Ratna Sarumpaet mungkin telah membuat sebuah kebohongan paling epik di penghujung tahun 2018 yang akan berakhir 2 bulan lagi ini. Kebohongan Ratna soal dianiaya oleh orang tidak dikenal sampai wajahnya bonyok segede bapau telah membuat lawan Jokowi itu hampir kehilangan urat malunya.
Hari itu, Prabowo seakan telah melakukan blunder dari hasil konperensi persnya untuk membela Ratna. Meski sudah mengakui kecerobohannya, Prabowo sebagai mantan jendral tetap tidak mau mengaku salah.
Padahal sebagai calon presiden abadi Prabowo seharusnya bisa mengakui kesalahannya. Baik kesalahan yang dibuat secara sengaja maupun tidak disengaja oleh karena sikap 'grasa-grusu'.
Tapi kenyataaanya, bukannya meminta maaf, pihak oposisi yang sudah ber-su'udzon pada pemerintah justru malah bersikap sebagai korban.
Minta maaf adalah kalimat paling berat diucapkan oleh kubu oposisi. Sebab motif utama prabowo dan timses sesungguhnya adalah strategi mencari panggung.
Ketika ada seseorang dipihaknya yang merasa didzolimi, maka Prabowo dkk akan memanfaatkan momen ini untuk menaikan elektabilitasnya sekaligus menjatuhkan lawan politiknya.
Strategi ini bukan saja dilakukan Prabowo. Tapi dilakukan juga oleh (mungkin) semua politisi di negeri ini. Tak terkecuali dengan Jokowi. Saya sadar bahwa kasus blunder parah yang menimpang Prabowo hari ini adalah blunder yang pernah dirasakan oleh Jokowi. Jika kalian masih ingat. Tahun lalu kita mengenal seorang wanita 19 tahun yang tulisannya viral berjudul "Warisan".
Ya, namanya Afi. Karena tulisannya itu, dia diundang di berbagai acara termasuk di undang oleh Jokowi ke Istana Negara. Jokowi bangga dengan apa yang ditulis Afi meski akhirnya bapak Presiden tertipu karena faktanya tulisan "warisan" ternyata bukan tulisannya sendiri.
Kala itu Afi dengan percaya diri bertemu presiden. Selain ingin memberi apresiasi, secara itung-itungan politik, bertemunya Afi dengan Jokowi juga bisa menaikan citra yang positif bagi sang Presiden. Bahasa kasarnya ya sama-sma cari panggung. Bedanya, kalau Jokowi elektabilitas jadi naik sedangkan prabowo jadi blunder dan malah menurunkan 'nilai jual'nya sebagai calon presiden.
Tahun lalu itu saya pernah menulis soal Afi yang bagaimana dia bisa membodohi orang-orang penting di indonesia.Dan saya masih ingat bagaimana penggiat sosial media seperti Denny Siregar tutup mulut ketika tulisan-tulisan pujiannya untuk Afi ternyata hoax dari Afinya sendiri.
Dalam tulisan itu saya sebutkan bahwa hoax atau kebohongan sebuah berita sesungguhnya diletakan bukan oleh media, tapi oleh narasumbernya sendiri.
Menurut saya, di era informasi yang pesat ini sulit bagi media-media besar dan mainstream untuk membuat hoax secara mandiri karena itu sama saja menghancurkan citra perusahaan. Tapi kalau ada channel tv seperti TVOne yang terlalu sering umbar hoax politik ya itu sih pengecualian ya.
Tapi bagi saya yang paling memungkinkan itu hoax bisa muncul dari narasumber-narasumber yang ucapannya tidak pernah bisa dipercaya. Hari ini mengatakan A, besoknya berkata B, lusanya berkata C. Anehnya, media tetap saja menjadikan satu orang ini sebagai narasumber pilihan utama.
Alasannya bukan karena si narasumber dianggap kompeten, tapi karena media tahu bahwa orang-orang yang labil seperti itu bisa membuat orang-orang penasaran. Otomatis medianya bisa laku keras dibaca banyak orang. Disitulah komersialisai media memainkan peran.
Ketika media sudah menelurkan sebuah berita ajaib, orang-orang termasuk pak Jokowi dan Om Prabowo pasti percaya saja. Apalagi jika berkaca pada kasus ratna sarumpet, prabowo mendapat informasi A1 langsung dari sumber utama yakni ratna sarumpaet yang validitas kebohongannya sudah tidak diragukan lagi.
Pada akhirnya di awal masa-masa kampanye ini, Prabowo sudah ketiban sial. Sudah jatuh tertimpa plastik pula. apalagi plastiknya pakai plastik tupperware. Wah, sudah dipastikan emak-emak bakalan ngamuk sejadi-jadinya.
foto: tribunnews.com
Tidak ada komentar: