Cerita Pertemuan dan Kehilangan
Pepatah klasik pernah mengatakan 'dimana ada pertemuan disitu ada kehilangan'. Kalimat itu terdengar sangat menganggu pendengaran, menggetarkan seluruh badan, menyakitkan hati dan pikiran. Namun itulah kenyataan.
Semua orang tidak pernah mau kehilangan sesuatu yang sudah dimiliki sejak lama. Mereka tidak mau apa yang mereka miliki sekarang hilang begitu saja. Apapun itu, seseorang yang sudah lama mendekap dalam diri, tak mudah saja terlepas dalam hati.
Mereka yang akhirnya memutuskan untuk tidak berada di samping kita, dengan alasan apapun itu, telah memberi kekecewaan yang amat sangat berat. Ini bukan soal asmara saja. Ini meliputi banyak hal.
Saat kecil, ayah saya merantau ke ujung jawa, selama bertahun-tahun. Sesekali pulang, sempat ketakutan karena hampir tak kembali. Acapkali ada kabarnya datang, saya senang kegirangan. Tapi kembali sedih karena pulang tak pamitan. Kehilangan yang menyedihkan untuk seorang bocah berumur belasan.
Beberapa tahun terakhir ini saya kehilangan teman-teman dekat karena alasan pertemuan yang tidak memungkinkan. Saya kehilangan kontak dengan sahabat masa kecil saya hingga sekarang. Seiring berjalannya waktu, mereka tak cuma hilang karena masalah jarak, satu persatu mereka hilang karena Tuhan telah menjemputnya dengan kematian.
Saudara sedarah pun tak ketinggalan. Mereka pergi tanpa pertemuan akhir yang menyenangkan. Dulu, sebelum berangkat ke timur tengah, paman saya pernah mengucapkan pesan kecil pada saya. Ia mengatakan ingin berjumpa dengan saya 3 tahun yang akan mendatang. Nyatanya sebelum perjumpaan itu datang, Tuhan sudah menjemputnya duluan. Sakit yang sudah dideritanya sudah lama membuat usianya tak bertahan lama. Kejadian itu tidak pernah terpikirkan oleh saya.
Begitupun dengan dunia percintaan. Saya pun pernah mengalami rasa kehilangan. Pasangan yang sempat berlabuh di karang tua bernama hati, kini telah hilang tak kembali.Tapi tak perlulah saya mengungkit masa lalu itu sendiri, nanti dikira bucin lagi.
Yang jelas, ada banyak cerita tentang pertemuan dan kehilangan. Saya yakin setiap orang punya ceritanya masing-masing. Dari yang remeh temeh sampai yang paling berat untuk ditinggalkan.
Kita tak bisa menganggap itu sebagai hal sepele sekalipun kita merasa itu berlebihan. Sepertinya hal adik saya yang ditinggal mati beberapa kucing kesayangannya. Atau teman saya yang ditinggal kekasih lamanya.
Semua orang nampaknya layak untuk menghadapi kehilangan. Bukan karena Tuhan kejam, tapi satu pembelajaran hidup yang akan datang.Tidak ada yang pernah tahu pertemuan itu harus diakhirnya dengan perpisahan sekalipun hari ini kita tak tak pernah berburuk sangka dengan masa depan.
Dan ketika kita belajar tentang konsep 'pertemuan dan kehilangan' maka kita diajarkan untuk senantiasa bersyukur. Bahwa setidaknya kita selalu siap untuk menerima kenyataan pahit dan lebih bisa menghargai setiap momen kebersamaan.
Tidak ada komentar: