Pede dengan Kekurangan Diri
Keliatan jelek. Dua kata yang sebetulnya punya banyak makna. Tapi jika di kerucutkan dalam satu konteks, istilah keliatan jelek mengacu pada ketidakpercayaan diri, terutama soal kekurangan fisik.
Mungkin sebagian orang sering merasa tidak pede dengan tubuhnya. Mau itu pria, mau itu wanita, sama saja. Keduanya menganggap fisik adalah segalanya. Kalau sudah begitu pasti ada ketersinggungan dengan yang namanya tidak pede.
Alasannya karena sebagian dari kita merasa penampilan fisiknya tidak menarik, merasa punya bentuk tubuh yang tidak ideal. Bisa karena terlalu gemuk, terlalu kurus, berhidung minimalis (karena pesek terdengar terlalu kasar), atau punya pigmen kulit yang gelap, dan lain-lain. Sehingga ada dorongan ketidakpercayaan pada fisik sendiri. Sikap tersebut seolah menegaskan kalau jika kita jelek, orang-orang akan menjauhi kita. Orang-orang akan mentertawai kita.
Kenyataannya semua baik-baik saja. Pikiran kita melampaui batas apa yang orang-orang pikirkan. Padahal orang lain tak punya cukup waktu memikirkan apa yang kita pikirkan. Sebenarnya setiap orang pun sibuk dengan memikirkan dirinya sendiri daripada memikirkan urusan orang lain. Apalagi mengurusi penampilan fisik kita. Ketika kita sibuk memikirkan hal-hal jelek pada bagian fisik kita, sebetulnya orang-orang bahkan tidak peduli dengan itu.
Memang betul, kejelekan fisik yang kita punya akan ada saat-saat terlintas di pikiran orang lain. Terlebih sekarang, dunia per-gibah-an sudah masuk pada level akut. Ditambah lagi yang namanya body shaming sudah jadi makan sehari-hari. Bahkan kita dituntut untuk tidak baper dengan hinaan fisik. Belum lagi isu-isu tentang rasisme bahkan yang dianggap seksis pun jadi konsen banyak orang.
Ketika rasa tidak pede itu muncul, coba pikir-pikir lagi. Kemungkinan terburuk apa yang bisa gibah lovers lakukan pada kita tentang kekurangan yang kita miliki. Cacian, tertawaan, mungkin iya. Namun tidak akan sampai membuat hidup kita berantakan atau bahkan mengancam hidup dan mati kita. Sebab hal-hal itu hanya kita yang bisa menentukan.
Prinsip yang perlu kita dan dimilliki banyak orang adalah prinsip BODO AMAT. Kita punya hak untuk bersikap bodo amat karena sikap itu sudah ada pada kita. Tinggal kita mau atau tidak melakukannya. Ada orang yang terbiasa insecure dengan perkataan orang. Saya pun merasakannya. Tapi dalam beberapa hal saya berhasil menerapan sikap bodo amat itu dalam keseharian.
Saya tidak peduli apa yang orang pikirkan buruk tentang saya. Toh mereka tidak pernah tahu kehidupan saya sebenarnya. Sulit memang jika harus dipraktekan sekaligus. Menerapannya memang harus bertahap. Bisa dimulai dari hal-hal kecil.
Pada dasarnya semua orang perlu belajar bodo amat. Karena itu merupakan keterampilan mental yang jadi dasar untuk meningkatkan rasa pede disaat krisis kepercayaan diri melanda banyak orang.
Saya pun masih dan terus belajar. Kita sama-sama ingin keluar dari pikiran negatif ini. Kita sama-sama sadar bahwa di tengah-tengah kondisi sosial kita yang toxic, bar bar, dan penuh kejulidan ini, kita harus melawan semua krisis kepercayaan diri itu dan belajar untuk tidak memikirkan perkataan buruk orang lain.
Foto: hellosehat.com
Foto: hellosehat.com
Tidak ada komentar: