Ada Peluang untuk Bangkit Setelah Merasa Sakit
Jujur, saya terharu dengan kisah masa kecil M Aan Masyur, seorang penulis yang dikenal dengan nama pena 'Huruf Kecil'. Ia juga pernah didapuk sebagai penulis puisi di film AADC 2.
Saya tahu kenapa saya bisa begitu kagum ketika ia bercerita tentang masa kecilnya. Saya akhirnya mengerti alasan kenapa saya memutuskan membaca blognya, setelah dia menjadi salah satu pembicara di acara diskusi BukaTalks.
Banyak cerita darinya yang bagi saya menginspirasi. Terutama tentang masa kecilnya. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk Aan berdamai dengan dirinya sendiri. Berdamai dengan masa kecilnya yang menyakitkan hati.
Saya saksikan ceritanya lewat tayangan ulang di Youtube. Saya perhatikan seksama, kemudian tiba-tiba hati saya merasa sesak.
Kalian bisa bayangkan, bagaimana perasaan kalian ketika ada orang yang bercerita, lalu merasa cerita itu sangat berkaitan dengan hidup kalian. Dan saya merasa kisah masa kecilnya mewakili kegelisahan saya.
Perasaan saya sekarang sedikit lega, sebab ternyata bukan saya saja orang yang pernah membenci masa kecilnya. Ketika mendengarkan cerita Aan, dalam satu sisi dada saya terasa sesak. Di sisi lain ada ketenangan batin yang mengingatkan saya bahwa "saya tidak sendirian."
Saya akui, cerita masa kecil saya tidak seburuk M Aan Masyur. Namun ada benang merah yang sama, yang menghantarkan saya pada memori yang buruk.
Tentu, saya dan Aan hidup di era yang berbeda. Kita hidup di zaman yang tuntutan sosialnya tidak sama sehingga cara-cara untuk keluar dari segala kesulitan pun berbeda. Akan tetapi, problematiknya tentang masa kecil membuat saya berpikir kalau kita memang satu suara.
Saya hidup di masa kecil yang lumayan tidak indah. Saya harus meninggalkan hampir semua kenangan lama. Meninggalkan orang-orang yang mengenal saya. Saya berusaha menghapus memori buruk itu dan menjadi orang yang baru lagi. Sayangnya, itu tidak sepenuhnya berhasil.
Saya mungkin berhasil melupakan semua ingatan-ingatan itu. Tapi tidak bagi orang-orang yang ikut terlibat didalamnya. Meski saya sudah berusaha lupa dengan hal-hal menyedihkan tentang masa kecil saya. Namun orang-orang terdekat saya menganggap itu bukan sesuatu yang perlu dilupakan.
Akhirnya, terkadang mereka mengungkit ingatan itu lagi. Ingatan yang sebetulnya sudah saya timbun di dasar jurang yang paling dalam. Tetapi dengan mudahnya, mereka angkat semuanya.
Namun berkat si 'Huruf Kecil', saya percaya, selalu ada peluang untuk bangkit setelah merasa sakit. Masa-masa yang buruk biarkan berlalu sebagaimana apa adanya.
Masa kecil adalah jejak yang tidak bisa dihilangkan. Sekalipun kita lupa ingatan. Seburuk apapun, masa kecil lah yang telah membentuk diri kita menjadi orang yang sekarang.
Kita bukanlah orang yang sempurna. Saya yakin diluar sana setiap orang punya cerita masa lalu yang kelam. Dan Tidak banyak orang yang mau menceritakannya. Entah dengan alasan malu atau menganggap hal itu sebagai aib. Namun bagi orang-orang seperti Aan, masa lalu itu perlu diceritakan.
Sebab hal itu bisa jadi pembelajaran hidup bagi orang-orang untuk bangkit dari keterpurukan. Kemudian berani menggapai mimpi-mimpinya, meski dihantui dengan masa kecil yang penuh dengan kesedihan.
Foto: chibicky.tumblr.com
Tidak ada komentar: