Mencari Hiburan Menakutkan Tanpa Konten Horror
Channel Korean Reomit yang sering bahas kasus pembunuhan yang biasa dilakukan seorang psikopat |
Kenapa konten horror ini banyak disukai banyak orang? Sebab sesuatu yang horror itu terkadang memicu rasa penasaran. Jumpscare yang biasanya muncul dalam adegan film horror memacu adrenalun yang secara tidak sadar memberi efek adicted.
Semua orang tahu kalau konten horror itu menakutkan, kadang bikin memicu halu tingkat tinggi. Tapi bagaimana pun juga, horror adalah hiburan pilihan banyak orang.
Ini sama seperti kita makan sambal. Sudah tahu pedas, tapi tetap saja di makan. Atau, sudah tahu di sakiti berkali-kali, tapi tetap dipertahankan. Aneh bukan? Mungkin memang sudah kodratnya kalau manusia itu suka hal-hal yang kontradiktif.
Tren podcast saat ini juga tidak ketinggalan dengan konten horror. Podcast horror yang saat ini happening adalah podcast milik Mister Popo dan para kontributornya DYSWIS (Do You See What I See).
Setiap selesai mendengarkan podcast tersebut, saya sering merasa parno dan sulit berpikir rasional karena khayalan tentang hantu-hantu itu seolah ada di sekeliling saya (jadi sok dirasa-rasa).
Setiap selesai mendengarkan podcast tersebut, saya sering merasa parno dan sulit berpikir rasional karena khayalan tentang hantu-hantu itu seolah ada di sekeliling saya (jadi sok dirasa-rasa).
Jadi, kalau ada suara keresek-keresek di dapur, pikirannya bukan mengarah ke tikus atau kucing, namun langsung kepikiran "wah ini hantu nih! Ga salah lagi nih!" kemudian takut dan susah tidur. Bahkan terkadang sampai terbawa mimpi.
Paginya saya kapok. Saya bilang pada diri saya, mulai hari ini saya tidak akan menonton atau mendengarkan konten horror lagi.
Tapi belum lama setelah itu, si kampret bang Raditya Dika bikin paranormal experience lagi. Karena penasaran, akhirnya saya tonton juga dan akhirnya menyesal.
Tapi belum lama setelah itu, si kampret bang Raditya Dika bikin paranormal experience lagi. Karena penasaran, akhirnya saya tonton juga dan akhirnya menyesal.
Menyesal karena semalaman hampir tidak bisa tidur akibat cerita paranormal experience-nya Radit membayangi isi kepala saya.
Tapi apa yang terjadi selanjutnya? Saya berjanji lagi tidak akan menonton konten horror. Besoknya saya malah melanggar janji itu lagi dan menonton videonya.
Tapi apa yang terjadi selanjutnya? Saya berjanji lagi tidak akan menonton konten horror. Besoknya saya malah melanggar janji itu lagi dan menonton videonya.
Sampai suatu hari, saya menemukan saya jalan alternatif untuk menyelesaikan dilema ini. Selain horror, ada satu genre tontonan yang punya nuansa adicted yang serupa.
Ini tidak ada hubungannya dengan dunia perhantuan, namun mengarah pada prilaku psikopat. Jika kalian tahu youtuber korea, Jang Hansol dengan Youtube Channel-nya Korean Reomit. Disana banyak sekumpulan video cerita "investigasi" kasus pembunuhan yang notabene dilakukan oleh seorang psikopat.
Ketika kalian menontonnya, akan muncul rasa takut seperti ketika kita sedang menonton film horor. Tapi setelah Jang Hansol selesai menceritakan "investigasi" tersebut, rasa takut itu akan hilang.
Berbeda kalau kita nonton film horror, terkadang pengalaman menakutkan itu bisa sampai ke rumah, terbayang hingga menjelang tidur dan tidak menutup kemungkinan masuk ke dalam mimpi.
Sedangkan menonton cerita pembunuhan psikopat, walaupun menakutkan, tapi saya pribadi tidak merasa parno berlebihan karena saya tahu itu hanya berupa cerita saja. Si psikopat itu tidak benar-benar berada di sekitar saya.
Coba bayangkan kalau nonton film horror. Rasa takut setelah melihat pocong atau kuntilanak akan membawa kita pada halusinasi seolah hantu-hantu itu datang mendekati.
Selain itu, konten yang berhubungan dengan UFO dan Alien juga punya sense yang sama. Sebetulnya jika kalian niatnya hanya ingin mencari sensasi takut yang bikin ketagihan, tidak melulu harus cari konten horror.
Konten pembunuhan, UFO dan Alien bisa jadi pilihan lain dikala kalian memang ingin mencari hiburan yang menakutkan tanpa harus kepikiran dengan halusinasi hantu saat menjelang tidur.
Tidak ada komentar: