Sajak Dua Pekan #2
Suasana malam telah berganti
Gelap gulita hingga dini hari
Kamu coba berjalan seorang sendiri
Terus melangkah melawan sepi
Tapi rasa takut itu mulai menghantui
Mimpi buruk mengejarmu hingga ke tepi
Kamu sadar tak sanggup menahan sakit lagi
Padahal hatimu sudah lama kamu ditelanjangi
Langkahmu masih setengah jalan
Mimpimu masih jauh dari harapan
Ada halangan yang diselimuti rintanga
Namun semangatmu tetap maju ke depan
Kesempatan ada di depan mata
Fokuslah dan jangan menaruh curiga
Pada Tuhanmu yang sering kamu hina
Hanya karena doamu tidak pernah menjadi nyata
Bersihkan hati dan siapkan diri
Ada kesuksesan yang akan kamu curi
Jangan bandingkan dirimu dengan siapa-siapa lagi
Setiap orang itu punya jalannya sendiri-sendiri
MengHayati,
Selasa, 6 Agustus.
Pengagum Rahasia
Wanita itu tersenyum manis dalam lamunan
Menatap seorang lelaki dari kejauhan
Lantas bahagia meski hanya dalam bayangan
Lelaki itu sedang sibuk dengan gitarnya
Lalu mencoba menghampirinya
Jantung pun berdetak dengan tidak biasa
Keringat dingin membasahi tangannya
Gemetar rasa dari kaki ke ujung kepala
Ada yang aneh dengan sang wanita
Matanya tak bisa menatap lama
Merah sepipi bibir kaku sulit bicara
Pada lelaki yang sudah lama di incarnya
Obrolan ringan jadi kebahagiaan tak pernah padam
Tengiang pikirannya hingga larut malam
Sebab sudah lama rasa di pendam
Tak tahan untuk mengungkapkan perasaan
Sayangnya wanita itu tak mau maju duluan
Hanya bisa mengubur rasa yang lama tersimpan
Rindu Membunuhmu
Kepalamu sakit tersiksa
Wajahmu muram tak seperti biasanya
Kamu kira itu penyakit yang tak ada obatnya
Nyatanya rindu yang tak kunjung reda
Senyumnya masih tersimpan dalam ingatan
Suaranya masih terdengar dalam kenangan
Wajahnya masih terlintas dalam pikiran
Kamu pikir perpisahan tidak akan jadi beban
Padahal namanya masih sulit kamu lupakan
Dan canda tawa dalam obrolan ringan
Terpaksa hilang karena jarak memisahkan
Kecil harapan untuknya bisa kembali
Setidaknya untuk saat ini
Harapan itu terus kamu nanti
Sampai suatu saat kamu akan bertemu lagi
MengHayati,
Selasa, 13 Agustus.
Sendiri
Seorang wanita menetap dalam kejauhan
Senyum simpul darinya memenuhi pikiran
Kamu tahu dia sudah mendapat kebahagiaan
Dan meninggalkanmu disini sendirian
Kabar baru darinya terlihat di instagram
Postingannya muncul di tengah malam
Kamu melihat foto itu dengan luka yang mendalam
Kamu sadar sudah tidak pernah diharapkan
Kebersamaan dengannya sudah bukan jalan
Percuma saja jika suatu saat ada pertemuan
Sebab pada akhirnya tidak akan merubah keadaan
Sadar hatinya tidak bisa kamu dapat
Melupakannya adalah keputusan yang tepat
Bergegaslah lupakan dirinya dengan cepat
Sudah waktunya menutup hati rapat-rapat
MengHayati,
Jumat, 16 Agustus.
Tidak ada komentar: