The Power of Nyicil
Ilustrasi (brilio.net) |
Sampai saat ini kadang saya masih tidak percaya kalau artikel yang sudah saya tulis di blog ditambah dari web lainnya jika dijumlahkan bsa mencapai 300 artikel. Terbayang jika artikel sebanyak itu dikumpulkan menjadi satu. Pasti bisa jadi berapa buku.
Menulis ratusan tulisan keliatannya melelahkan. Tapi kita perlu tahu bahwa saya tidak mungkin membuat tulisan hanya dalam sebulan bahkan satu malam saja. Saya menulis sudah lebih dari 3 tahun. Dan selama itu saya menulis sedikit demi sedikit.
Kalau disebut melelahkan, iya. Memang melelahkan. Tapi lelah itu tidak akan terasa karena saya menulisnya secara bertahap. Bahkan untuk menulis satu artikel saja, saya tidak menyelesaikannya dalam sekali duduk.
Kadang, satu artikel bisa saya tulis seharian. Misalnya saya nulis 300 kata di pagi hari. Siangnya lanjut lagi 300 kata. Sorenya tambahnya 200 kata. Malam harinya baru saya edit-edit lagi, dirapihkan lagi.
Bukan cuma di bidang nulis, dalam segala macam kegiatan pun saya mencoba mencicil segala sesuatunya. Hal yang paling terasa manfaatnya belum lama ini adalah kegiatan membaca.
Jujur, kalau bukunya agak kurang menarik dan terlalu tebal, saya jadi malas membacanya. Buku-buku kuliahpun jarang saya baca. Tapi saya mulai mencoba mencicil bacaan buku sedikit demi sedikit. Tidak usah lama, cukup luangkan waktu 10-15 menit sehari.
Waktu sesingkat itu tidak akan menyita waktu saya untuk rebahan sambil nonton film atau main medsos yang kadang bisa dilakukan berjam-jam.
Waktu sesingkat itu tidak akan menyita waktu saya untuk rebahan sambil nonton film atau main medsos yang kadang bisa dilakukan berjam-jam.
Prinsip saya, lebih baik meluangkan waktu sebentar daripada tidak melakukannya sama sekali. Karena banyak dari kita yang menunda kegiatan positif karena merasa berat, cape, males, atau tidak ada waktu.
Seribu alasan yang sering muncul di pikiran kita pada akhirnya malah membuat kegiatan positif itu menjadi tidak mungkin untuk dilakukan.
Seribu alasan yang sering muncul di pikiran kita pada akhirnya malah membuat kegiatan positif itu menjadi tidak mungkin untuk dilakukan.
Terkadang kita pun terbiasa menunda sesuatu karena sudah membayangkan terlebih dahulu beban yang akan kita rasanya ketika mengerjakannya.
Misal, kita menunda-nunda untuk membersihkan kamar. Alasannya klasik: lagi males aja. Itu yang pernah terjadi pada saya. Lalu apa yang saya lakukan?
Misal, kita menunda-nunda untuk membersihkan kamar. Alasannya klasik: lagi males aja. Itu yang pernah terjadi pada saya. Lalu apa yang saya lakukan?
Saya coba mencicilnya. Caranya, saya coba memetakan mana saja tempat yang harus saya bersihkan. Kalau memang saya benar-benar malas, saya akan memulai membersihkan bagian yang paling gampang dulu.
Contohnya merapihkan rak buku. Saya mencoba mengingatkan pada diri saya bahwa kegiatan tersebut hanya menghabiskan waktu paling lama 5 menit. Jadi tidak ada alasan buat saya untuk menunda.
Di hari selanjutnya, saya luangkan waktu kurang lebih 5 menit lagi untuk mengganti sprei dan bantal. Esoknya lagi, saya luangkan waktu 10 menit untuk menyapu.
Contohnya merapihkan rak buku. Saya mencoba mengingatkan pada diri saya bahwa kegiatan tersebut hanya menghabiskan waktu paling lama 5 menit. Jadi tidak ada alasan buat saya untuk menunda.
Di hari selanjutnya, saya luangkan waktu kurang lebih 5 menit lagi untuk mengganti sprei dan bantal. Esoknya lagi, saya luangkan waktu 10 menit untuk menyapu.
Ada orang yang mengatakan bahwa yang saya lakukan itu efektif, tapi ada yang bilang juga pada saya, kok saya bisa semalas itu bersihkan kamar, sampai harus di cicil segala. Hahaha.
Menurut orang ini, semalas-malasnya dia bersihkan kamar, dia masih punya waktu satu hari dalam seminggu untuk bersihkan kamar seharian. Saya ini keliatannya memang parah sekali malasnya.
Menurut orang ini, semalas-malasnya dia bersihkan kamar, dia masih punya waktu satu hari dalam seminggu untuk bersihkan kamar seharian. Saya ini keliatannya memang parah sekali malasnya.
Tapi ya mau bagaimana lagi. Memang kenyataannya begitu. Kembali lagi pada prinsip saya di awal: lebih baik meluangkan waktu sebentar daripada tidak melakukannya sama sekali. Jadi jika ada orang yang mager sekali seperti saya, bisa lalukan trik ini ya.
Sekali lagi, trik mencicil itu bisa dilakukan pada semua kegiatan. Bukan cuma menulis, membaca atau bersih-bersih kamar, kalau kita sedang males mengerjalan tugas, kerjaan kantor, atau hal lainnya, trik mencicil itu bisa dilakukan.
Tekniknya begini. Kita tinggal memecah kegiatan yang mau kita lakukan ke dalam beberapa bagian. Lalu luangkan waktu beberapa menit untuk melakukannya.
Seperti contoh saya diatas. Bersih-bersih kamar kan bisa dipecah ke beberapa kegiatan seperti rapihkan rak buku, rapihkan akseksoris kamar, ganti sprei, nyapu, dan seterusnya. Nah, dalam sehari kita tinggal kerjakan satu bagian saja.
Dalam kegiatan apapun, saya yakin kita bisa mengakalinya. Kita pasti bisa lah memecah satu kegiatan menjadi beberapa bagian. Jelas, cara itu dilakukan bagi saya atau pun kita yang sering menunda sesuatu atau sering terjangkit virus mager.
Selamat mencoba sobat mager!
Selamat mencoba sobat mager!
Tidak ada komentar: