Sajak Dua Pekan #11
Ceritamu masih menggantung
Tak jelas dan tak berujung
Mungkin saat ini kamu sedang tidak beruntung
Seringnya berpisah membuatmu sulit terhubung
Meskipun besarnya rasa sudah tak terhitung
Itu tak menjamin semesta ikut mendukung
Kamu cemas karena tak menemukan titik terang
Kamu meratapi takdir dengan malang
Hanya bisa diam dalam hening yang panjang
Berharap keberuntungan itu akan datang
Memang seharusnya kamu yang mengejar waktu
Bukan duduk terpaku dan hanya menunggu
Ingatlah pada kata-kata bijak terdahulu
Kenyataan dan ekspetasi itu sulit bersatu
Sekalipun berjuang demi apapun yang kamu mau
Kalau kamu merasa sudah menemukan jalan buntu
Tak ada cara selain menghentikan cerita yang sedu
Menghentikan semua keraguanmu
Dan berdamai dengan masa lalumu
Sebuah Pesan
Untuk aku di masa depan
Aku hanya ingin sampaikan sebuah pesan
Tolong beri masa lalumu ini kesempatan
Tunggu sampai aku bisa memberi banyak kebahagiaan
Pada siapapun yang memberiku ruang untuk berjalan
Jangan sampai aku sakit dalam kekecewaan
Jangan sampai aku dimatikan oleh banyak harapan
Sebab tidak mungkin aku hidup dengan nyaman
Jika terus menerus di kekang ketidaktahuan
Menjadi bodoh pada dunia tidaklah masalah
Meski berkali-kali dibuat patah
Yang penting jangan sampai runtuh lalu menyerah
Hidupku memang tidak harus selalu indah
Sesekali aku harus terjatuh dan kalah
Agar tahu kemana harus menentukan arah
Aku belajar untuk tidak berpuas diri
Mencoba belajar untuk berbesar hati
Pada setiap cobaan yang sulit kujalani
Sampai ketika aku bisa berdiri sendiri
Melewati batas yang suatu hari pasti akan kulewati
Sebatas Pengingat
Terangnya siang akan digantikan gelapnya malam
Itu sudah sesuai dengan kodratnya alam
Begitu pun dengan rangkaian penyesalan
Jika kita ikhlas dan sanggup melupakan
Dia akan digantikan dengan kebahagiaan
Dan menjadi penerang jalannya kehidupan
Semesta selalu tahu apa yang terbaik untuk kita
Sekalipun pada awalnya kita membencinya
Boleh saja kita merasa menderita
Hidup dalam tekanan yang tiada akhirnya
Tapi kita harus percaya akan takdir yang nyata
Pada hal baik yang akan kita dapatkan disana
Sakitnya batin akan kalah dengan kuatnya keteguhan
Semangat yang patah akan bangkit dengan satu harapan
Tangisan yang seringkali menyelimuti malam
Pada akhirnya akan segera terdiam
Belajarlah untuk tahu maksud dari cobaan Tuhan
Agar kita tidak melihatkan sebagai sebuah ketakutan
Sebab segala sesuatu yang kita rasakan
Bisa jadi nasehat dan pembelajaran
Yang membawa pada kebaikan di masa depan
Kita berdiri di bumi yang sama
Tapi entah kenapa
Kita berjalan dalam nestapa
Sekalipun saat ini langkah kita telah berbeda
Tapi tujuanku, tujuanmu, tetaplah seirama
Kita sempat bepikir untuk pergi bersama-sama
Saling menggenggam harapan indah di depan mata
Akan tetapi
Dinding itu terus saja menghalangi
Lalu kita putuskan untuk jalan sendiri-sendiri
Sambil berharap ada solusi di kemudian hari
Namun saat perjalanan manis telah kita lewati
Kita harus dipisahkan kenyataan pahit ini
Lantas, pelajaran apa yang bisa kita ambil kali ini?
Pelajaran untuk saling mengerti
Bahwa temu dan pisah pasti senantiasa terjadi
Maka cukuplah kuatkan hati, kuatkan diri
Agar kekecewaan tak terulang kembali
Kita sama-sama belajar menjadi manusia
Belajar menjadi pribadi yang lebih dewasa
Belajar memberi makna pada setiap cerita
Dan tumbuh bersama setiap rasa sakit yang ada
Ucapan Maaf
Untuk tubuhku yang sudah kelelahan
Maaf jika telah menjadikanmu beban
Aku tahu kamu sedang kesakitan
Menahan semua beban yang terus aku paksakan
Maaf jika aku sempat tidak peduli
Melibatkanmu dalam perasaan buruk ini
Aku sadar sudah waktunya aku berhenti
Sekedar mengistirahatkan pikiran dan hati
Seandainya kamu bisa bicara
Kamu pasti akan berkata aku gila
Aku biarkan tubuh ini terus bekerja
Demi mengejar sesuatu yang tak ada ujungnya
Memang sudah terlambat untuk mengakuinya
Terlambat untuk menyadari kesalahan yang ada
Tapi aku janji tak mengulangi kesalahan yang sama
Dilain hari aku akan menghiburmu dengan bahagia
Membiarkanmu lepas dengan penatnya dunia
Kamu lupa kapan terakhir kali duduk berdampingan
Dan berdiri berhadapan sambil saling melempar senyuman
Kamu hanya ingat kapan terakhir kali orang itu datang
Bertemu meski hanya sekejap bayang-bayang
Tidak terasa momen itu sudah lewat begitu saja
Hilang dan tak bermakna apa-apa
Mungkin itu yang jadi alasan kepergiannya
Kamu berusaha membuat orang itu bahagia
Namun akhirnya sia-sia
Yang dulunya terikat dengan hubungan
Seringkali berat untuk dilepaskan
Namun yang datang akan segera meninggalkan
Jadi percuma saja dipertahankan
Ada kesempatan untuk mengikat batin yang baru
Tapi butuh waktu yang lama untuk menyatu
Menjalin satu rasa memang tak semudah itu
Terkadang kamu butuh sandaran untuk mengadu
Untuk sekedar menguji mentalmu
Siapkah kamu berpisah dengan masa lalu?
Begitulah Kenyataan
Menghindar
Keluar rumah sebentar
Cari angin segar
Tapi hanya berputar-putar
Tugas dibiarkan tanpa sadar
Memilih liburan
Padahal lari dari kenyataan
Kewajiban tidak dikerjakan
Diterlantarkan
Seringnya berandai-andai
Agar masalah segera selesai
Agar bisa cepat santai
Tapi tak juga dimulai
Semua masih terbengkalai
Target tidak tercapai
Sampai kapan mau begini?
Masalah datang bertubi-tubi
Tugas datang silih berganti
Deadline makin menjadi-jadi
Tapi
Siap tidak siap harus dihadapi
Jangan kabur ataupun lari
Mari kesini
Nanti kita cerita tentang gilanya hidup ini
Hari Kasih Melayang
Di hari penuh bunga dan coklat
Ada juga yang takut di laknat
Sebab ada banyak yang maksiat
Ada pula yang kisah cintanya melarat
Tak pernah menemukan orang yang tepat
Katanya, untuk apa ikut-ikutan merayakan
Bukan maksud ingin mengharamkan
Tapi hanya karena tak punya gandengan
Sekedar meramaikan pun segan
Lebih baik tiduran
Berkhayal dalam lamunan
Halu berkepanjangan
Siapa tahu nanti jadi kenyataan
Untuk yang sedang di mabuk asmara
Rayakan seadanya
Tunda pamernya di sosial media
Apalagi memasang foto mesra
Kasihan mereka yang tak bisa merayakannya
Di hari kasih sayang
Mari buat semuanya mudah di kenang
Buatlah yang tersayang senang
Dengan memberinya banyak uang
Jangan sampai nanti ada piring-piring terbang
Habis di sayang besok di tendang
Tidak ada komentar: