Sisi Lain dari Sebuah Pertengkaran
Sepanjang video itu, dalam hati saya berpikir, "ini kok 5 tahun jadi pasangan tapi kayak orang yang baru kenal." Selalu ada momen dimana pihak laki-laki atau perempuan mengeluarkan reaksi heran seolah-olah mereka tidak pernah tahu karakter asli pasangannya.
Saya pun heran, kenapa ada pasangan yang sudah bertahun-tahun bersama tapi tidak tahu kalau pasangannya tidak suka ini, tidak suka itu. Jadi selama 5 tahun itu waktu mereka dihabiskan untuk apa saja? Apa hubungan 5 tahun itu belum cukup bagi mereka untuk saling mengenal, diskusi atau tukar pikiran?
Seorang teman yang juga ikut menonton video itu memberi komentar yang sama seperti yang saya lakukan. Bahkan dia menjelaskan secara detail kenapa pasangan dalam video itu nampak tidak dekat walaupun sudah bertahun-tahun menjalin asmara.
Dia mengatakan, pasangan tersebut nampaknya bukan pasangan yang layak dijadikan contoh. Apalangi ketika laki-laki dalam video itu berkata "Terakhir kali kita bertengkar mungkin 3 tahun yang lalu."
Kedengarannya bagus ya. Tidak pernah bertengkar terlihat seperti pasangan yang ideal. Tapi teman saya yang mengklaim pengalaman relationship-nya tinggi justru tidak setuju dengan pendapat saya.
Katanya, kalau pasangan tidak pernah bertengkar artinya ada yang salah dengan hubungannya. Benarkah? Saya coba dalami jalan pikirannya dan menemukan satu kesimpulan menarik.
Saya rasa semua orang setuju kalau pertengkaran bukan hal baik. Tapi saya coba melihat pertengkaran dalam satu sisi positif. Kenyataannya, saya menemukan sisi lain yang berbeda.
Pertengkaran memang harus dihindari. Tapi jika dalam sebuah hubungan tidak ada pertengkaran sama sekali memang rasanya aneh. Pertengkaran itu wajar karena ada dua kepala yang isinya berbeda, jalan pikirannya berbeda, pola pikirnya berbeda.
Maka tidak mungkin kalau tidak pernah terjadi pertengkaran diantara keduanya. Pasti akan selalu ada gesekan yang sesekali bisa memicu pertengkaran.
Justru jika tidak pernah terjadi pertengkaran, artinya kedua belah pihak tidak pernah ada gesekan. Tidak ada gesekan artinya tidak saling berbagi pikiran, keinginan, atau pandangan diantara mereka berdua. Oke, mungkin kata pertengkaran terdengar terlalu keras. Saya coba ganti dengan kata perdebatan.
Meski bertengkar dan berdebat adalah dua hal berbeda. Tapi bagi saya hal itu saling berkaitan karena didalam pertengkaran pasti ada perdebatan. Jadi agar lebih fokus pada apa yang ingin saya bahas, saya coba memasukan esensi perdebatan ke dalam pertengkaran juga.
Bertengkar itu bisa terjadi karena adanya komunikasi dua arah yang kadang bersinggungan tajam. Yang satu maunya ini, yang satu lagi maunya itu. Walaupun sudah bertahun-tahun bersama, tidak selamanya kemauan itu akan sama kan? Jadi kalau maunya berbeda lantas terjadi pertengkaran rasanya wajar-wajar saja.
Kalaupun tidak harus bertengkar, namun pasti ada perdebatan tajam semacam adu argumen yang ujung-ujungnya mengarah pada bertengkar juga. Justru kalau seandainya ada pasangan yang tidak pernah bertengkar artinya tidak ada komunikasi dua arah yang intens.
Kalau kata teman saya, tidak pernah terjadi pertengkaran sama saja seperti dua orang yang tidak saling peduli. Dan yang paling menakutkan dari tidak saling peduli adalah tidak saling mengenal satu sama lain.
Hal ini juga berlaku pada hubungan keluarga, kakak adik atau sahabat. Setiap hubungan yang terbentuk dengan intim, wajar saja memang jika ada pertengkaran. Dari pertengkaran, seseorang bisa belajar untuk saling mengerti, memahami dan menurunkan ego masing-masing.
Walaupun dari pertengkaran bisa memunculkan keretakan dalam sebuah hubungan. Tapi jika satu sama lain berhasil menemulan jalan keluar dari pertengkaran itu, maka sebuah pertengkaran akan seperti sayur tanpa garam. Kalau terlalu banyak bisa keasinan, tapi kalau tidak ada sama sekali malah jadi hambar.
Jadi, sesekali bertengkar itu tidak jadi masalah asal jangan berlebihan. Sebab kita semua tahu kalau segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.
Tidak ada komentar: