Sajak Dua Pekan #16
Demi Kita
Kendati dunia luar sedang tak memungkinkan
Kita terpaksa hidup dalam keterbatasan
Menahan godaan untuk berdekatan
Mengorbankan rindu demi keselamatan
Lalu mendekam di rumah seharian
Bersahabat dengan kebosanan
Semua dilakukan untuk keniscayaan bersama
Sebab berjauhan bukan karena berhenti mencinta
Namun bagian dari ikhtiar untuk saling menjaga
Melindungi agar nyawa tak pergi kemana-mana
Hingga nanti badai sudah mereda
Keadaan pasti berbalik seperti semula
Inginku Inginmu
Seperti mimpi aku dan kamu hari ini
Ingin mendapat nilai yang tinggi
Ingin membeli barang yang sulit kita dimiliki
Ingin seseorang yang pergi datang kembali
Ingin membahagiakan orang yang paling kita sayangi
Semua keinginan tidak terwujud dalam kenyataan
Sehingga kita bertanya, dimana letak keadilan?
Kapan datangnya keberuntungan?
Kapan kita bisa mengakhiri kesedihan?
Semua pertanyaan itu membuat kita tidak tenang
Namun jawabannya tidak akan kita temukan sekarang
Kalaupun keinginan-keinginan itu datang
Kita akan selalu merasa kurang
Sebab kebahagiaan bukan hanya soal obsesi dan uang
Cobalah merasa cukup dengan apa yang kita punya
Agar pahitnya kegagalan bisa mudah kita terima
Kalau sudah tahu jalan takdirnya
Segala kecewa tak akan di anggap derita
Tapi pelajaran hidup yang berharga
Tanah Perantauan
Tempat asing yang sesungguhnya bukanlah perantauan
Tapi tempat dimana kau lupa kemana jalan pulang
Sekarang, berapa banyak waktu yang kau sia-siakan
Sampai akhirnya kau tak pernah kembali datang
Datang kepada tempat asal dimana kau dilahirkan
Awal dimana kau menemukan kasih sayang
Memang, kali ini mereka tak bisa menemuimu
Satu permohonan agar temunya di tunda dulu
Kau harus rela lama menunggu
Untuk sebuah waktu yang tak pernah tentu
Sebab dunia kini sedang tak mau di ganggu
Kau harus tahu dengan semua keadaan itu
Sebaiknya sekarang kau lebih banyak berkompromi
Menerima semua situasi
Kau harus lebih banyak ikhlas pada konsekuensi
Jarak memang terlihat sekejam ini
Namun baik buruknya tetap harus kau hadapi
Akhir Penantian
Masih kusimpan ingatan itu
Kenangan yang sudah lama berlalu
Masih kujaga ruang untuk bertemu
Namun waktu tak pernah mau memberi restu
Pada akhirnya hilang adalah jawaban
Setelah penantian panjang dikorbankan
Setelah waktu dihabiskan untuk sebuah kesia-siaan
Merelakan jejaknya hilang di telan pahitnya harapan
Masih panjang perjalanan yang mesti dilewati
Namun pahitnya telah melukai hati
Semangat itu telah dibuat mati
Sebab itulah penantian harus segera diakhiri
Tidak ada komentar: