Sajak Dua Pekan #19
Salah Persepsi
Orang bilang aku sombong sekali
Memangnya apa yang harus kusombongi?
Bagaimana bisa orang menyebutku tinggi hati
Melihat masa depanku saja aku tak berani
Mereka hebat sesuai bidang yang mereka kuasai
Bahkan mereka memiliki apa yang tak bisa aku miliki
Bukankah seharusnya mereka bisa mensyukuri?
Pernahkah mereka berpikir bahwa aku iri?
Melihat kesuksesan mereka yang sangat tinggi
Sedangkan disini aku berjalan sendiri
Tanpa punya dukungan dari orang-orang kusayangi
Temanku sebatas aku beserta benda-benda mati
Dan kesedihan adalah makanan sehari-hari
Butuh waktu untuk menerima semua kenyataan ini
Mereka tak tahu pahitnya perjalanan yang telah kulalui
Segala macam kerasnya hidup harus dihadapi
Dengan kenyataan yang seperti ini
Apakah kata sombong itu akan mereka ucapkan lagi?
Tetap Berusaha
Peluang masih di depan mata
Apa salahnya jika tetap berusaha?
Kalau pun gagal setidaknya kita pernah mencoba
Kalau pun harus merasakan luka setidaknya ada pelajaran yang bisa kita bawa
Tapi jangan terlalu percaya diri
Kalau jatuh nanti bisa melukai hati
Jangan juga terlalu mendalami
Karena nanti akan susah keluar lagi
Kasih peluang fifty-fifty
Kalau berhasil tetap rendah hati
Kalau gagal jangan mengurung diri
Jangan bersembunyi dalam sepi
Apalagi sampai bunuh diri
Kenyataan memang sulit dimengerti
Tapi kegagalan membuat kita tahu diri
Dan memberi kesempatan kita untuk pergi
Supaya nanti tidak di kecewakan lagi
Sebuah Pengorbanan
Kau rela menderita demi dia
Kau mau bersusah payah karenanya
Tak peduli luka yang merana
Ketika dia bahagia
Kau pun ikut bahagia
Dalam hati sedikit rasa tak tega
Hidupnya sudah cukup menderita
Dibebani seribu masalah yang tak ada akhirnya
Sudah cukup derita ini dia rasa
Kau ingin mengubah wajah sendunya
Sesering mungkin kau ingin melihat senyumnya
Dibalik usia yang tak lagi muda
Tak banyak hal yang bisa dilakukan di masa tua
Pengorbanan pada orang tua
Meski mereka tak pernah meminta
Kau merasa wajib untuk membalas jasa
Sebab bahagia harus di balas dengan bahagia
Sebelum Tidur
Sebelum kamu memejamkan mata
Sejenak saja cobalah panjatkan doa-doa
Tak usah berdoa yang tidak-tidak
Cukup doakan agar harapanmu selalu ada
Sehingga sumber bahagiamu tak lari kemana-mana
Jika sebelumnya kamu telah kecewa
Biarkan itu jadi pelajaran yang berharga
Masih ada mimpi yangharus kamu bawa
Masih banyak keinginan yang harusnya jadi nyata
Jangan membuat dirimu sendiri merana
Hanya karena kamu merasa segalanya sia-sia
Lantas harapan di kubur begitu saja
Semangat harus tetap membara
Bahkan ketika kamu merasa tak berguna
Menepati Janji
Kau tahu mendapat pujian itu menyenangkan?
Mendapat banyak kata-kata sanjungan
Diyakinkan bahwa kau adalah satu satunya harapan
Orang tua menginginkanmu meraih kesuksesan
Lantas kau tanamkan sebuah janji
Janji yang kau simpan dalam hati
Sebuah mimpi yang harus ditetapi
Dan kau yakin janji itu akan terjadi suatu saat nanti
Tapi suatu hari kamu tergoda untuk berhenti
Karena lika-likunya sangat sulit dijalani
Kau menyerah dengan semua keadaan ini
Tapi kau ingat kau masih punya janji
Kau harus menjalani kewajiban
Tapi bebannya terlalu menyakitkan
Sampai kapan kau akan bertahan?
Sampai kau tak tahu apa yang harus kau lakukan
Atau kau berpikir untuk menyerah saja pada keadaan?
Tidak ada komentar: