Suatu hari di toko buku
Sama sekali tidak ada rencana bagi saya untuk membeli sebuah buku SBMPTN. Toh saya pikir UN juga belum beres. Tapi saya pernah dapat 'wejangan'dari sebuah artikel bahwa SBMPTN itu harus dipersiapkan dari jauh-jauh hari. Bahkan kalau kata kasarnya 'UN sekarang mah bisa dipastikan lulus. Karena sekarang kelulusan bukan ditentukan oleh nilai UN, tapi ditentukan oleh pertimbangan pihak sekolah. Kalaupun nilai UN jelek, masih ada pertimbangan lain yaitu dari nilai sehari-hari siswa terutama dari penilaian sikap dan kehadiran. Selama 2 hal itu baik dan tidak ada masalah, anggap saja sekarang ini kita sudah lulus SMA (walaupun belum UN). Hanya perlu menunggu waktu saja.'
Maka, di suatu hari yang sangat panas, datanglah seorang wanita SMA yang turun dari sebuah angkutan umum. Berjalan kaki sendirian, masuk ke sebuah toko buku bernama Gramedia. Ia mengambil sebuah buku bertuliskan SBMPTN dan diam-diam ia membuka bungkus plastik bukunya dan membawanya ke pojok ruangan toko buku diantara rak Majalah. Nampaknya dia ‘tidak punya modal’ untuk membiayai sikap rajinnya belajar. Ia duduk di sebuah kursi yang sudah disediakan. Membuka buku yang ia sudah bongkar bungkus plastiknya itu kemudian membuka halaman demi halaman. Ia mencoba menjawab beberapa pertanyaan lalu membuka halaman kunci jawaban, memastikan apakah jawabannya benar.
Jangan tanya itu siapa. Terlepas dari aksi bongkar plastik buku itu. Yang pasti dia sungguh membuat saya kagum dengan niatnya belajar jauh-jauh ke toko buku.
Salam, mata-mata.
8 januari 2016
Suatu hari di toko buku
Reviewed by DAFFA ARDHAN
on
Senin, Januari 11, 2016
Rating: 5