Saya pribadi sering membaca artikel-artikel hipwee. Bahkan setiap hari, saya selalu menyempatkan diri pembaca beberapa artikel yang menurut saya menarik. Saya tidak membaca semua artikel  hipwee karena bagi saya ada sebagian artikel yang kurang penting dan sedikit ‘menyesatkan’, juga kadang membuat bingung juga. Sebagian artikel memotivasi pembaca untuk melakukan suatu hal. 

Misalnya, ada artikel yang menyarankan bila kita ingin bahagia, kita harus melakukan A. Tapi dalam artikel lain, kita di motivasi untuk melakukan B agar kita bahagia. Ini yang membuat saya bingung atas saran-saran yang diberikan dari artikel-artikel hipwee.

Memang, artikel yang ditulis Hipwee berasal dari berbagai penulis. Jadi tulisan tulisan yang dibuat memiliki motivasi atau saran yang berbeda-beda pula.

Terkadang saya berpikir kalau artikel yang dibuat hipwee adalah hasil dari ‘mengarang indah’ penulis-penulis hipwee saja. Kalaupun bukan. Saya berpikir, dimanakah sumber-sumber tulisan itu dibuat? Apakah penulis-penulis resmi hipwee punya latar belakang seorang motivator atau punya gelar psikolog?

Saya tahu, semua orang bisa membuat artikel tips atau motivasi. Tapi tidak semua tips dan motivasi harus diikuti. Karena semuanya harus dikembalikan lagi ke mindset pembaca. Apakah harus mengikuti ‘kemauan’ sang penulis artikel atau menolak dan tidak mengikuti motivasi-motivasi yang dibuat.

Bagi saya, sebagian tulisan di Hipwee berasal dari artikel-artikel subjektif tiap penulis yang menggiring pembacanya kepada opini yang dibuat penulisnya. Karena setiap penulis punya pandangan yang berbeda, maka artikelnya pun berbeda-beda pula.

Apalagi sekarang, hipwe sudah disusupi oleh artikel ‘jebakan’ yang bila pembaca tidak cermat, maka akan mudah sekali ‘terpengaruh’ oleh berbagai IKLAN yang berwujud seperti ARTIKEL MOTIVASI.

Walaupu begitu, tak mengurangi kebiasaan saya untuk selalu pembaca artikel hipwee. salam, motivasi!

Film bertemakan cinta. Sering, terlihat monoton dan klise. Namun selalu saja sukses meraup keuntungan banyak bagi industri film. Memanjakan para remaja yang haus akan cinta. Menyamakan persepsi antara perasaan berbunga-bunga para remaja dengan sebuah karya fiksi yang mereka anggap seperti nyata. Lalu mereka jadikan film tersebut sebagai kiblat mereka, panutan mereka atau tolak ukur mereka dalam mencari pasangan.

Maka hal-hal romantis dan so sweet jadi dua hal yang tidak bisa lepas dari pasangan kekasih. Satu hal yang mereka lupa dari rasa berbunga bunga itu.

Mereka menggangap itu CINTA. Mereka mengatas namakan perasaan itu sebagai Cinta.

Padahal perasaan yang mereka rasakan hanyalah sebatas ketertarikan fisik, nafsu atau rasa nyaman.

Ketika racun itu merasuki para melankolis, pikiran mereka akan teralihkan pada satu hal yaitu cinta. Kemudian, tiba tiba mereka menjadi sosok yang sok bijak, menulis segala kata-kata mutiara dalam status sosial media mereka.

Maka, di suatu hari yang sangat panas, datanglah seorang wanita SMA yang turun dari sebuah angkutan umum. Berjalan kaki sendirian, masuk ke sebuah toko buku bernama Gramedia. Ia mengambil sebuah buku bertuliskan SBMPTN dan diam-diam ia membuka bungkus plastik bukunya dan membawanya ke pojok ruangan toko buku diantara rak Majalah. Nampaknya dia ‘tidak punya modal’ untuk membiayai sikap rajinnya belajar. Ia duduk di sebuah kursi yang sudah disediakan. Membuka buku yang ia sudah bongkar bungkus plastiknya itu kemudian membuka halaman demi halaman. Ia mencoba menjawab beberapa pertanyaan lalu membuka halaman kunci jawaban, memastikan apakah jawabannya benar.

Jangan tanya itu siapa. Terlepas dari aksi bongkar plastik buku itu. Yang pasti dia sungguh membuat saya kagum dengan niatnya belajar jauh-jauh ke toko buku. 

Salam, mata-mata. 

Saya pernah membuka sebuah video yang ketika saya klik video tersebut, ada sebuah peringatan pada layar video menyatakan umur saya belum cukup untuk menonton video nya.



Ternyata video tersebut diberi rating dewasa. Jadi bagi vievers yg mau menonton videonya harus berumur minimal 18 tahun. (Umur saya 17 tahun. Setaun lagi donk *eh)

Dari mana youtube tahu umur saya dibawah 18 tahun? Mereka tahu dari profil akun google.

Pernah kan kita daftar membuat email di layanan gmail? Nah biasanya ketika kita mengisi formulir pendaftaran gmail, selain kita disuruh mengisi nama, password dan lain sebagainya. kita juga disuruh mengisi tanggal lahir kita. Nah dari situlah youtube mengetahui umur kita. Layanan youtube terintegrasi langsung dengan akun gmail.

Kalaupun kita belum login ke youtube menggunakan akun gmail, kita tetap tidak bisa masuk ke video yg diberi rating dewasa. Karena sebelumnya kita harus login terlebih dahulu dan secara otomatis youtube akan melihat data tanggal lahir kita melalui tanggal lahir yg pernah kita cantumkan ketika mendaftar di gmail.


dan data tanggal lahir tersebut bersifat permanen alias tidak bisa di edit.

Walaupun cara youtube ini berhasil untuk meng filter pengguna dibawah umur. Namun Kelemahannya, ketika mendaftar gmail, ada oknum yang bisa saja mengakali tanggal lahirnya dengan tanggal lahir palsu.  Kalaupun umur sebenarnya adalah dibawah 18 tahun, tapi seseorang bisa saja mengisi tanggal lahirnya dengan kelahiran tahun yang tua misal, tahun 1977.

Maka dari itu, walaupun sudah di rating 18 tahun, video tetap berkemungkinan dilihat oleh anak dibawah 18 tahun.

Kelemahan lain youtube terhadap video berating dewasa adalah Tidak semua video kekerasan dan vulgar dimasukan ke rating dewasa. Ada dua penyebab:

1. Pengunggah atau orang yg upload videonya (sengaja maupun tidak sengaja) tidak me-rating videonya ke kategori dewasa.


Ketika upload video ke youtube. Akan ada  opsi yang memberikan kita pilihan apakah video yg kita upload adalah kategori video dewasa, atau umum. Mungkin ada pengunggah 'nakal' yang meskipun video seharusnya dirating dewasa, namun ia memilih opsi umum kedalam videonya. Jadi video masih bisa dibuka oleh semua umur.

2. Banyak Video musik/music video atau video klip tidak diberi rating dewasa

salah satu video yang dberi raring  "19"

walaupun didalamnya terdapat adegan yang tidak cocok ditonton oleh anak-anak (Mungkin karena kontennya adalah sebuah lagu) banyak video musik yang banyak disisipi adegan kekerasan dan vulgar namun lalu memiliki rating umum. Hal ini jadi kelemahan vatal dari youtube sendiri.

Dengan beberapa kelemahan youtube tersebut apa yang bisa kita lakukan? Tidak ada cara lain selain meng-filter konten youtube dari diri kita sendiri. Selain itu, harus adanya pengawasan terhadap anak-anak dibawah umur. Perlu juga bagi orang dewasa yang sudah menggunakan akun youtube untuk signout terlebih dahulu. Jangan sampai anda meninggalkan akun youtube dalam keadaan masih login. Takutnya suatu waktu ada anak kecil yang membuka youtube dari akun anda karena   akun yang anda gunakan merupakan akun yang tidak ada filter videonya .