Dimana Tempat Paling Tepat Belajar Agama (islam) ?
Sejak kecil kita dididik untuk belajar agama. Belajar sholat, belajar ngaji, belajar tentang akhlak yang baik. Melaksanakan perintah agama dan menjauh dari perbuatan dosa. Orang tua kita menganggap bahwa agama adalah hal yang fundamental bagi seorang anak untuk mengenal kehidupan duniawi. Lewat agama, seseorang bisa terdidik moral, mental dan etikanya.
Dimana seorang anak belajar islam? Seorang anak bisa belajar dari kegaitan mengaji di mesjid, belajar di sekolah agama dan belajar di sekolah lewat mata pelajaran PAI.
Menjelang dewasa kita mulai mengerti akan teknologi. Sekarang kita merasa tidak perlu lagi belajar agama harus langsung bertatap muka dengan ‘ahli’nya, baik itu seorang ulama, kyai atau ustadz. Banyak media yang menjadi pihak ketiga untuk memperoleh pengetahun-pengetahun tentang islam.
Kita sadar bahwa sekarang pendidikan agama bisa dilakukan secara non-formal lewat buku, acara keagamaan di televisi, dan yang mudah sekali di akses sekarang melalui internet. Kita tinggal menulis kata kunci hal apa yang ingin kita ketahui tentang islam. Bisa juga melalui media sosial. Banyak akun-akun yang secara khusus membuat status, gambar, atau tweet tentang islam dan segala tetek-bengeknya.
Namun yang menjadi pertanyaan, apa keabsahan ilmu islam yang kita peroleh itu bisa dipertanggung jawabkan? Kita sering melihat hadist, atau kutipan seorang ulama mengenai sesuatu, tapi kita tidak tahu apakah memang benar hadistnya seperti itu, atau apa benar si ulama mengatakan seperti itu? Tidak ada jaminan kawan.
Bagi seorang yang tidak bertanggung jawab, bisa saja ia menulis sebuah kutipan (quote) kata-kata mutiara berupa isi ceramah atau dakwah lalu diakhirnya ditulis nama seorang ustad. Belum tentu ustad itu pernah mengatakan seperti itu. Sekali lagi, tidak ada jaminan kawan.
Ini yang menjadi ketakutan jaman sekarang. Seseorang tidak perlu melakukan tabayun (klarifikasi) terhadap apa yang pernah ditulis atau dibicarakan. Masalahnya banyak sekali orang yang percaya tentang segala informasi tentang agama di media sosial. Kita sadar bahwa informasi palsu (hoax) sedang menjamur. Maka perlu kehati-hatian bagi kita untuk belajar tentang islam di internet atau media sosial.
Alangkah lebih baik jika kita belajar islam lewat sumber-sumber yang dapat dipertanggung jawabnya. Bila perlu kita belajar dari yang benar-benar mengerti dan ahli. Terlebih ketakutan kita pada sumber pengetahuan islam bukan saja dari internet dan media sosial. Tapi dari pemuka agama yang tidak mengerti betul tentang apa yang mereka dakwahkan. Alih-alih tercerahkan, yang ditakutkan kita malah tersesatkan.
Makan dari itu ada beberapa pemuka agama (ustad) yang ternyata gampang sekali membuat tafsir sesuka hati mereka. Kita kenal yang heboh di media sosial soal seorang ustadz yang mengatakan ada kegiatan seks di surga. Padahal tidak ada satupun ayat atau hadist yang mengatakan seperti itu secara vulgar.
Bagi orang awam tentu ini menakutkan. Dalam artian, seseorang yang telah kita percayai menyampaikan dakwahnya ternyata membuat cocokologi atau tafsir mereka tentang suatu ayat dan hadist sesuka hati mereka. Ketakutan ini juga direspon oleh pemerintah lewat kebijakan sertifikasi sebab banyak pemuka agama yang isi ceramahnya cenderung merembet pada paham radikalis dan ekstrimis.
Apa yang bisa kita lakukan?
Sebagai umat muslim, tentu mencari keilmuan islam adalah penting agar kita tidak tersesat dari kehidupan dunia karena sebenarnya agama adalah panduan hidup. Islam berpegah teguh pada al-quran, hadist dan as-sunnah maka barang tentu kita harus mengetahui, mempelajari dan ikut mengamalkannya.
Yang terpenting selain doa yang harus kita panjatkan agar selalu terhidar dari segala keburukan dunia, kita juga harus menjadi contoh yang baik bagi banyak orang, bagi sesama muslim, atau non-muslim. Agama itu pada dasarnya mendamaikan, menebar kebaikan dan mempererat silaturahmi sesama manusia. seorang muslim harus kembali pada akidah yang baik, melaksanakan kewajibanNya dan menjauhi laranganNya. Sesimple itu. tapi apa kita bisa melaksanakannya?
Dimana seorang anak belajar islam? Seorang anak bisa belajar dari kegaitan mengaji di mesjid, belajar di sekolah agama dan belajar di sekolah lewat mata pelajaran PAI.
image via pixabay.com |
Kita sadar bahwa sekarang pendidikan agama bisa dilakukan secara non-formal lewat buku, acara keagamaan di televisi, dan yang mudah sekali di akses sekarang melalui internet. Kita tinggal menulis kata kunci hal apa yang ingin kita ketahui tentang islam. Bisa juga melalui media sosial. Banyak akun-akun yang secara khusus membuat status, gambar, atau tweet tentang islam dan segala tetek-bengeknya.
Namun yang menjadi pertanyaan, apa keabsahan ilmu islam yang kita peroleh itu bisa dipertanggung jawabkan? Kita sering melihat hadist, atau kutipan seorang ulama mengenai sesuatu, tapi kita tidak tahu apakah memang benar hadistnya seperti itu, atau apa benar si ulama mengatakan seperti itu? Tidak ada jaminan kawan.
Bagi seorang yang tidak bertanggung jawab, bisa saja ia menulis sebuah kutipan (quote) kata-kata mutiara berupa isi ceramah atau dakwah lalu diakhirnya ditulis nama seorang ustad. Belum tentu ustad itu pernah mengatakan seperti itu. Sekali lagi, tidak ada jaminan kawan.
Ini yang menjadi ketakutan jaman sekarang. Seseorang tidak perlu melakukan tabayun (klarifikasi) terhadap apa yang pernah ditulis atau dibicarakan. Masalahnya banyak sekali orang yang percaya tentang segala informasi tentang agama di media sosial. Kita sadar bahwa informasi palsu (hoax) sedang menjamur. Maka perlu kehati-hatian bagi kita untuk belajar tentang islam di internet atau media sosial.
Alangkah lebih baik jika kita belajar islam lewat sumber-sumber yang dapat dipertanggung jawabnya. Bila perlu kita belajar dari yang benar-benar mengerti dan ahli. Terlebih ketakutan kita pada sumber pengetahuan islam bukan saja dari internet dan media sosial. Tapi dari pemuka agama yang tidak mengerti betul tentang apa yang mereka dakwahkan. Alih-alih tercerahkan, yang ditakutkan kita malah tersesatkan.
Makan dari itu ada beberapa pemuka agama (ustad) yang ternyata gampang sekali membuat tafsir sesuka hati mereka. Kita kenal yang heboh di media sosial soal seorang ustadz yang mengatakan ada kegiatan seks di surga. Padahal tidak ada satupun ayat atau hadist yang mengatakan seperti itu secara vulgar.
Bagi orang awam tentu ini menakutkan. Dalam artian, seseorang yang telah kita percayai menyampaikan dakwahnya ternyata membuat cocokologi atau tafsir mereka tentang suatu ayat dan hadist sesuka hati mereka. Ketakutan ini juga direspon oleh pemerintah lewat kebijakan sertifikasi sebab banyak pemuka agama yang isi ceramahnya cenderung merembet pada paham radikalis dan ekstrimis.
Apa yang bisa kita lakukan?
Sebagai umat muslim, tentu mencari keilmuan islam adalah penting agar kita tidak tersesat dari kehidupan dunia karena sebenarnya agama adalah panduan hidup. Islam berpegah teguh pada al-quran, hadist dan as-sunnah maka barang tentu kita harus mengetahui, mempelajari dan ikut mengamalkannya.
Yang terpenting selain doa yang harus kita panjatkan agar selalu terhidar dari segala keburukan dunia, kita juga harus menjadi contoh yang baik bagi banyak orang, bagi sesama muslim, atau non-muslim. Agama itu pada dasarnya mendamaikan, menebar kebaikan dan mempererat silaturahmi sesama manusia. seorang muslim harus kembali pada akidah yang baik, melaksanakan kewajibanNya dan menjauhi laranganNya. Sesimple itu. tapi apa kita bisa melaksanakannya?
Dimana Tempat Paling Tepat Belajar Agama (islam) ?
Reviewed by DAFFA ARDHAN
on
Senin, Agustus 21, 2017
Rating: 5