Dari Sutopo Kita Belajar, Hidup Sehat Saja Tidak Cukup
Hari ini, 7 Juli 2019 kabar duka datang dari Sutopo Purwo Nugroho, Humas BNPB yang selama ini mengidap kanker paru-paru stadium 4. Dengan kabar kepergiannya, banyak pihak ikut bersimpati karena selama ini ia begitu tegar melawan penyakit yang dideritanya sejak akhir 2017.
Sepanjang hidupnya, Sutopo selalu bersemangat menjalankan amanahnya, menyebarkan informasi terkini seputar bencana yang kerap terjadi di Indonesia, mulai dari banjir, gempa, hingga letusan gunung berapi.
Dahulu, banyak orang terkejut mendengar penyakit yang di idap Sutopo. Sebab selama ini ia dikenal tidak suka merokok. Ia pun giat berolahraga dan menjalani hidup sehat. Tapi pertanyaannya, kenapa Sutopo bisa terkena penyakit kanker paru-paru?
Rokok selama ini dikenal sebagai penyebab terbesar penyakit kanker. Tapi tidak sedikit orang menghindap kanker padahal seumur hidupnya tidak pernah bersentuhan dengan rokok. Indikasi pertamanya bisa jadi disebabkan karena faktor genetis.
Namun merujuk pada pernyataan Dr. Muliono, Health Advisor St. Stamford Modern Cancer Hospital, yang dikutip dari kumparan.com. Indikasi lain yang membuat Sutopo terkena kanker adalah karena terbiasa hidup di lingkungan para perokok aktif. Sehingga ia terpaksa jadi perokok pasif dimana sering terpapar kebulan asap rokok.
Ini memberi kesadaran bagi kita bahwa tidak merokok bukan berarti bisa terhindar dari segala penyakit berat seperti kanker paru-paru.
Maka dari itu perlu kesadaran dari perokok aktif untuk mentaati aturan larangan merokok di tempat tertentu agar non-perokok tidak kebagian penyakitnya. Lebih dari itu, perlu ada kesadaran dari perokok aktif agar 'tahu diri' harus berbuat apa ketika ada orang yang tidak suka merokok.
Selain itu perlu edukasi kepada seorang non-perokok agar tidak menjadi perokok pasif. Mereka adalah pihak paling dirugikan. Selama ini mereka yang tidak menyisihkan uangnya untuk membeli sebungkus rokok. Mereka yang tidak pernah masuk ke dalam drama hilang korek api.
Dan mereka yang tidak pernah sudi menghisap benda yang tidak mengenyangkan perut. Tetapi ingat bahwa mereka ikut kebagian getahnya dari seorang perokok.
Perokok pasif ini ikut menghisap asap rokok yang melayang-layang di udara. Ini terjadi ketika mereka sering berada dekat dengan seorang perokok. Otomatis, asap rokok itu akan ikut terhirup oleh hidung dan masuk ke pernafasan. Dan itu sama berbahayanya dengan orang yang suka merokok.
Jujur, saya pribadi merasa bangga karena tidak terjerumus dalam pergaulan para perokok. Tapi tidak boleh lengah juga, karena rokok hanyalah satu dari sekian banyak sumber penyakit keras.
Di lingkungan pertemanan saya hampir semua laki-lakinya merokok. Bahkan keluarga besar saya hampir seluruhnya merokok. Mau laki-laki, mau perempuan, sama saja. Itu menurun dari menek dan kakek saya yang terbiasa hidup dengan rokok. Tak terkecuali ibu saya.
Meski dulu rokok di identikkan dengan kaum laki-laki. Ibu saya dengan cueknya tetap mengepul-ngepulkan asap rokok tiap selesai makan. Tapi untungnya itu dulu. Sekarang beliau sudah tidak merokok lagi.
Saya bersyukur karena di keluarga saya, kebiasaan merokok tidak menjadi warisan lagi. Ayah dan ibu saya akhirnya sudah berhenti merokok. Dan tidak ada satupun dari kakak dan adik yang merokok. Saya bersyukur karena sudah memutus rantai perokok.
Selain itu, untuk bisa menjalani hidup sehat tidak cuma dengan menghindari rokok. Tapi dibarengi juga dengan pola makan yang baik. Nah, itu kebiasaan yang masih sulit saya lakukan.
Saya sering tidak tahan dengan yang namanya junk food dan minuman bersoda. Meski saya seorang ectomorph, yang artinya makanan yang masuk ke tubuh tidak akan mempengaruhi berat badan saya. Akan tetapi tubuh belum tentu kebal dengan asupan makanan yang tidak sehat itu.
Namun atas kesadaran dari diri sendiri. junk food dan minuman bersoda mulai saya kurang-kurangi. Selain karena tidak sehat bagi tubuh, juga tidak sehat bagi kesehatan dompet. Maklum, masalah sobat missqueen tidak pernah jauh-jauh dari kurang duit.
Jadi, apa kita sudah memulai menjalani hidup sehat dengan benar? Tentunya dengan jangan mau jadi perokok pasif ya. Hindari segala bentuk asap rokok yang berbahaya untuk hidup terjaga.
Foto: suara.com
Dari Sutopo Kita Belajar, Hidup Sehat Saja Tidak Cukup
Reviewed by DAFFA ARDHAN
on
Minggu, Juli 07, 2019
Rating: 5