Jalan Hidup yang Berliku-liku
Hidup itu bukan seperti jalan tol yang lurus, mulus dan bebas hambatan~
Untuk sampai ke tujuan yang ingin di capai, kita mesti melewati jalan hidup yang tidak mudah. Seringkali, hanya melihat rute-nya saja kita sudah jengah. Kita sudah menyerah duluan. Kemudian kita bertanya-tanya pada Tuhan, Kenapa Dia memberi kita jalan hidup yang sulit?
Untuk sampai ke tujuan yang ingin di capai, kita mesti melewati jalan hidup yang tidak mudah. Seringkali, hanya melihat rute-nya saja kita sudah jengah. Kita sudah menyerah duluan. Kemudian kita bertanya-tanya pada Tuhan, Kenapa Dia memberi kita jalan hidup yang sulit?
Kenapa Tuhan tidak membersihkan semua kerikil bebatuan yang mengganggu sehingga kita bisa melewati jalan hidup itu dengan lebih mudah? Ketika jalan itu terlalu rumit, kita jadi merasa takut karena kita harus melewati semua itu sendirian.
Kita menghadapi lika-liku yang berat untuk sampai ke tempat tujuan. Terkadang, ketika sudah setengah jalan, kita dihadapkan pada kenyataan yang tidak sesuai yang dibayangkan. Namun, tanpa sadar kita telah banyak belajar. Kesulitan yang telah dilewati, membentuk kita jadi pribadi yang lebih baik.
Keinginan yang tidak sama
Dalam melangkah, nyatanya kita memang sendirian. Orang lain juga sama. Mereka sibuk dengan masalahnya masing-masing. Namun, kita sadar bahwa kita berada dalam satu gerbong yang sama. Tetapi kenapa keinginannya berbeda? Bukankah seharusnya sama? Tidak. Kenyataannya, setiap orang punya intensi yang berbeda.
Anggaplah kita kumpulan orang yang sama-sama naik kereta dengan tujuan ke Jakarta. Seandainya kita bisa membaca pikiran, kita akan tahu bahwa betapa berbedanya isi kepala setiap orang.
Ada yang naik kereta ke Jakarta karena mempertimbangkan ongkos. Naik kereta katanya lebih murah.
Ada orang naik kereta ke Jakarta sekedar merasa nyaman dengan transfortasi umum ini. Katanya kalau naik bus terlalu berkelak-kelok, belum ditambah macet.
Ada orang naik kereta ke Jakarta karena tidak punya pilihan lain. Katanya semua tiket pesawat ke Jakarta sudah sold out. Dan ada seribu alasannya lain yang seandainya kita bisa baca pikiran seseorang, pasti alasannya beragam.
Artinya, meski satu kendaraan, kita selalu punya maksud dan alasan yang berbeda. Bahkan kita memilih tempat duduk yang berbeda. Ada yang nyaman duduk dekat jendela, ada pula yang duduk di sebelahnya.
Tapi kita mesti ingat, bahwa kita semua masih dalam gerbong yang sama dan tetap punya mimpi untuk sampai ke tempat tujuan yang sama.
Hidup bukan siapa yang jadi pemenang
Kita tidak sedang saling megejar dan meyalip untuk menjadi pemenang. Tidak ada kompetensi siapa yang lebih keren, siapa yang lebih sukses, siapa yang lebih bahagia. Kita semua tidak sedang bersaing untuk mendapatkan itu semua.
Tetapi, kenapa kita merasa dengki tiap kali melihat keberuntungan yang terjadi pada orang lain? Padahal kita punya jalannya sendiri-sendiri untuk mendapat kehidupan yang kita inginkan.
Membandingkan hidup kita dengan orang lain sama saja membandingkan kehidupan seekor ikan dan kucing. Kedua-duanya punya cara hidup yang berbeda. Dan masing-masing dari mereka tidak bisa mendapat kehidupan yang serupa.
Ikan, sekalipun diberi pakan yang banyak, tidak akan hidup jika dia tinggal di darat. Kucing tidak akan bisa hidup di air sekalipun diberi makanan paling mahal.
Setiap makhluk punya bagiannya sendiri. Termasuk kita. Kita tidak boleh menyamakan diri sendiri dengan orang yang jalan hidupnya berlainan.
Meski saya dan kamu bergerak di gerbong yang sama, tapi kita punya jalan hidup yang berbeda. Bukan berarti perbedaan itu menganggu satu sama lain. Biarkan itu jadi jalannya masing-masing.
Berhenti menyalahkan diri sendiri
Perlu pikiran jernih untuk tahu apa yang nyata. Perlu keikhlasan hati untuk bisa menerima. Terkadang, sesak di dada muncul disaat kita belum mau di beritahu tentang kenyataan yang sebenarnya.
Kecewa itu manusiawi. Tidak ada salahnya bersedih diri karena tak sanggup dengan ini semua. Wajar jika beban yang di tanggung terasa berat di dada.
Ketika kita ada dititik itu, jangan paksakan bangkit dengan tergesa-gesa. Nikmati saja alurnya. Siapa tahu Tuhan punya rencana yang lebih baik diluar ekspetasi kita. Jikalau pun tidak, ada pelajaran berharga yang tidak bisa dibeli dengan uang.
Percayalah, tidak semua orang mampu berada di posisi kita. Dan berbanggalah dengan jalan hidup yang sedang kita hadapi sekarang. Sebab, kita berhasil tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa bersama segala kesulitan yang ada.
Foto: dreamstime.con
Jalan Hidup yang Berliku-liku
Reviewed by DAFFA ARDHAN
on
Senin, Agustus 26, 2019
Rating: 5