Cerpen: Sahabat ‘kebetulan'
Sebagian orang percaya bahwa di dunia ini tidak ada yang namanya
kebetulan. Tetapi tidak sedikit juga orang yang percaya bahwa kebetulan
itu memang ada. Entahlah menurutku. Selama ini, aku sering mendapat
kejutan kecil yang tak disangka-sangka dan mungkin oleh orang-orang
dianggap sebagai kebetulan belaka. seperti bertemu teman lama, menemukan
uang dijalan dan menemukan lagi kartu pelajar yang sudah lama hilang.
Memang,
semua hal yang terjadi di dunia ini sudah ada yang mengatur-Nya. Bahkan
konon sehelai daun yang jatuh sudah direncanakan kejatuhnya oleh
yang diatas. Tetapi, aku lebih suka memanggil sebuah kejadian yang tak
disangka seperti ini dengan sebutan ‘kebetulan’.
“Aku dulu
pernah tinggal di Tangerang waktu aku masih kecil!”. kata teman chatku. Ia adalah sahabat dekatku di dunia maya dengan nickname‘Nir.one’. entah apa yang membuat kami berdua hingga sangat
akrab di dunia maya.
Hampir setiap malam aku selalu chatting dengannya. Untunglah kami memiliki jenis kelamin yang sama: laki-laki.
Bila tidak, mungkin kami akan seperti sepasang kekasih yang sedang
menjalani hubungan LDR tiap malam.
Karena kami kebetulan sama-sama pria
jomblo, chat yang dilakukan malah seperti sepasang jomblo
yang sedang saling curhat sembari menunggu datangnya seseorang yang
tertarik kepada kami. Mungkin itu juga salah satu dari banyaknya
kebetulan dari kami berdua.
Sebuah pesan yang datang dari layar laptopku.
“Aku juga pernah tinggal di
Tangerang. Lagi-lagi kebetulan yah.. Aku pernah tinggal juga disana
sekitar tahun 2007-an. Sampe akhirnya aku pindah karena urusan pekerjaan
ayahku yang memaksa keluarga pindah semua ke Bandung.”
Kalau tidak salah, aku pertama kali
mengenalnya ketika aku mengikuti kuis cepat menebak sebuah novel. Kuis
ini di selenggarakan oleh salah satu perusahaan penerbit terkenal di
Indonesia.
Sang admin yang mengadakan kuis tersebut memberikan kisi-kisi
dan semua pengguna twitter yang akan mengikuti kuis ini dipersilahkan
menebak buku apa yang dimaksud admin tersebut dengan cara me-mention
jawabannya pada sang admin.
Akhirnya kuis ini di menangkan
oleh 5 pengirim pertama dan salah satunya aku dan “Nir.one”. Judul
novel tersebut adalah ‘Negeri 5 Menara’. Novel itu sampai di rumahku
dalam bentuk paket pada siang hari sekitar jam 13.00.
Setelah membuka
bungkus paketnya, aku langsung meng-upload foto buku itu di twitter dan
diberi sedikit tweet 'ada kejutan nih di siang ini. dapet kiriman buku
huehehe..'. tak lama setelah itu ada salah satu akun yang me-reply
tweetku.
'kok paketnya bisa barengan datangnya ya..? Baru saja saya
mendapatkan paketnya dan akan segera saya upload, tapi keduluan sama
kamu..'
kemudian aku jawab: ‘wahh masa sih? kita tidak tinggal di tempat yang sama kan? Aku dari Bandung, kamu?’
‘aku
dari Bogor. Padahal kita berdomisili di kota yang berbeda. tapi si
pengirim bisa memberikan paketnya bersamaan. Hebatt! Hahaha…’
‘Ia betul!' balasku, lagi.
Sejak
saat itu kami jadi sering berbalas mention untuk sekedar berbagi
pengalaman setelah selesai membaca novel tersebut. Hingga akhirnya kami
malah sering chattingan.
Pada suatu malam di malam jumat. Kami
tidak ada rencana untuk chattingn ataupun berbalas mention di twitter. Tapi
aku tetap sign in ke aplikasi chat dalam keadaan aktif. Walaupun sebenarnya aku tak berniat chat dengan siapa-siapa tapi hanya sebagai jaga-jaga saja bila sewaktu-waktu ia mengirim
pesan kepadaku.
Malam itu aku asik menonton TV sendiri. Karena
ayah-ibuku pergi keluar untuk membeli sesuatu dan malam yang hening aku
habiskan sendiri di rumah. Tiba-tiba aku menerima sebuah pesan chat dari 'Nir.One'.
'Aku sendiri nih di rumah. Kamu mau tidak mengajakku mengobrol?'
'Pas sekali! Kita sama-sama sendiri di rumah. Untung saja chat-ku masih on.'
Dari
pembicaraan tadi, ternyata kami memiliki nasib yang sama: terdampar di
rumah sendirian. Sebuah kebetulan yang membawa kami pada sebuah
pembicaraan berbau misteri. Ia beberapa kali berkhayal tentang suatu hal
yang menjurus pada mahkluk halus.
'Sendiri di rumah apa
kamu tidak takut bila sewaktu-waktu ada seseorang yang jatuh dari atap
kemudian ia menggigit kita hidup-hidup?” kata-katanya mulai tidak
nyambung. Tapi seketika aku menatap ke atas atap,
memastikan kata-katanya itu tidak benar.
'Jangan berpikir
yang tidak-tidak. Bayangkan saja yang terjatuh dari atap itu seorang
bidadari lupa diri karena kita memakai parfum ajaib haha..' balasku,
bercanda. Tak lama, terdengar suara ‘tokk.. tokk.. tok..’. dari ruang depan rumahku.
'Di ruang depan rumahku ada suara aneh, aku takut…' lanjut pesanku.
“Daf! Daffa!” ada orang yang memanggilku dari luar dan seperti orang yang mengendor-gedor pintu.
“Daffa ini ibu nak..”
“Itu
ibu?” gumamku dalam hati. Aku segera bergegas ke pintu depan dan
melihat orang yang mengaku ibuku itu. Ternyata memang benar, itu ibu dan
ayahku yang sedang berdiri di luar.
“Kamu sedang apa? ibu panggil suruh bukakan pintunya malah tak dibuka-buka.”
“emm.. emm..tidak bu. Aku tadi sedang tidur, makannya aku tidak dengar..” jawabku, dengan terbata-bata.
Perasaanku
lega setelah mengetahui bahwa suara itu bukan suara aneh atau pun suara
mahkluk halus yang akan menggitku. Aku segera lari ke kamar dan melihat
terdapat pesan YM darinya.
'Akhirnya aku tidak ketakutan lagi.
pamanku tadi baru pulang dari luar kota. Katanya ia akan tidur disini.
Yehhh.. aku tidak sendirian lagi di rumah..'
“Hah? Kenapa kita bisa sama seperti ini? Ayah dan ibuku baru saja pulang
dan pamanmu juga baru saja datang. Kita sama-sama tak sendirian lagi
karena kedatangan seseorang di rumah kita. Hehe.. apa itu kebetulan
juga?”
“Haha.. terlalu banyak kebetulan ya. Jadi makin bingung saja. “
Dalam
pembicaraan itu kami saling tertawa dan saling mertertawakan diri
sendiri atas keparnoan yang kami rasakan saat sedang sendiri
di rumah. Pembicaraan terus berlanjut sampai larut
malam hingga tanpa sadar aku tertidur pulas di depan laptop yang masih
dalam keadaan menyala.
Banyak sekali kelucuan-kelucuan
kecil yang terjadi pada kami. Kami juga seumuran, jadi aku santai
mengobrol dengannya. Yang membuat persahabatan kami semakin unik adalah
kami selalu berada dalam situasi kebetulan secara bersamaan. Walaupun aku
sudah sering melihat wajahnya di twitter. Namun, hingga saat ini aku
belum pernah bertemu dengannya secara langsung di dunia nyata.
Kami
sadar, suatu hari nanti kami tidak akan terus begini. Hanya
berkomunikasi melalui dunia maya saja. kami ingin bertemu langsung. Namun Aku
tahu, semua ini dimulai dari sebuah kebetulan yang membawa kami pada
sebuah persahabatan.
Aku yakin di dunia ini tak ada yang namanya kebetulan
tanpa adanya perencanaan oleh yang di atas. Dan aku yakin juga bahwa
bila suatu saat kami bertemu di kehidupan nyata, takkan ada rasa
canggung diantara kami berdua. Kami mungkin bisa memulai pembicaraan
dengan sangat enjoy.
Tasikmalaya, 25 Juni 2012
NOTE: Cerpen ini diikut sertakan dalam proyek pembuatan buku kumpulan cerpen yang
diadakan oleh Bloofers.com. Ya, cerpen ini lolos menjadi 20 cerpen
terbaik yang lolos dan kemudian dijadikan sebuah buku kumpulan cerpen
yang berjudul Sahabat Maya.
Sayangnya, kanda tidak begitu memperhatikan kelanjutkan
proyek kumpulan cerpen ini. kanda baru tahu kalau kumpulan cerpen ini
terbit dan dijadikan buku setelah 2 tahun kemudian :(
Ini mungkin
kesalahan kanda karena sudah tak pernah mengunjungi situs
bloofers.com lagi dan satu hal yang menjadi catatan, kanda sama sekali tak mendapat royalti dari buku kumpulan cerpen ini. Ya,
memang sedari awal pihak bloofers tidak menjanjikan royalti sih. Tapi dengan kemampuan menulis cerpen kanda yang masih
sangat awam, bisa ikut dalam proyek ini sungguh sangat membanggakan.
Cerpen: Sahabat ‘kebetulan'
Reviewed by Daffa
on
Selasa, September 29, 2015
Rating: 5