Kumayl Mustafa, Nyawa dan Cinta
Debu via Tribunnews.com |
Di Posting Oleh: Farel Saves Achmad Sampai kini, Debu adalah satu-satunya grup musik yang mendendangkan lagu-lagu sufistis berdasarkan lkrik yang ditulis Syaikh Fattah, 70-an tahun, pendiri sekaligus sang guru spiritualnya. Jumat 22 September lalu mereka meluncurkan album ketiga di Cafe Bebek bali, Taman Ria Senayan, Jakarta Pusat. Ada 10 lagu dalam album tajuk Nyawa dan Cinta itu : Agama; Babun Ni'm; Dendang Sufi; Harta dalam Puing; Jangan Duduk; Kami tak Keluar; Kemerdekaan;; Tobat Berkali-kali; Salllallhu; Nyawa dan Cinta. Semua lagu itu sarat dengan ajakan untuk selalu mengingat Allah SWT. Satu-satunya vokalis grup yang membawakan lagu-lagu dalam bahasa indonesia, Inggris, Arab, dan Spanyol ini adalah Kumayl Mustafa, 25 tahun, salah seorang anak syaikh Fattah, yang juga penggubah aransemen karya-karya ayahandanya itu. Lahir di Portland, Oregon, AS. Ia rajin mempelajari berbagai jenis musik: klasik, pop, tradisional, dan jenis musik rakyat. "Dalam tobat Berkali-kali, misalnya, digambarkan seorang hamba yang banyak berdosa dan jatuh bangun dalam penyesalan menggapai maghfirah Allah SWT yang berfirman, 'Janganlah berputus asa dari Rahmat-Ku.' Kami memang menawarkan lagu-lagu bernuansa sufistis dan mistis yang lahir dari kalbu yang 'rindu dan mabuk cinta' kepada sang Khaliq," katanya. Adapun Syaikh Fattah mendapat hidangan memeluk Islam karena terkagum-kagum melihat keindahan seni hias dan musik islami. Setelah menjelajah beberapa negara, belakangan ia hijrah ke Indonesia, konon berkat bisikan ghaib yang ia terima dengan jelas. Sumber : Majalah alKisah Penulis : IIF*HC |
Kumayl Mustafa, Nyawa dan Cinta
Reviewed by DAFFA ARDHAN
on
Sabtu, Mei 28, 2016
Rating: 5