Kurang-Kurangi Nonton Film Horror
Ada yang mengatakan bahwa film horror merupakan sebuah paradoks psikologis manusia. Kenapa? Karena sewajarnya manusia itu takut dengan hal-hal horror. Tapi anehnya ketakutan ini yang malah di sukai dan malah di tonton.
Hayati termasuk orang yang tidak terlalu suka nonton film horror. Alasannya bukan karena takut, tapi dia tidak mau membawa pikirannya pada imajinasi-imajinasi oleh makhluk menyeramkan tersebut. Hayati percaya kalau seseorang terlalu sering menonton film horror, maka secara psikologis dia akan lebih sering mempersepsikan ketakutan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Alhasil mereka yang sering menonton film porno horror, akan sering berhalusinasi dengan hal-hal yang berbau mistis. Misalnya ketika di rumah sendirian, pasti akan sering dipikirkan adalah bayang-bayang aneh. Ada benda jatuh, kita mengkhayalnya itu hantu. Atau ketika ada suara’keretek.. Keretek..” kita mikirnya hantu juga. Padahal suara-suara aneh di rumah belum tentu hantu. Siapa tahu itu ibu-ibu pelakor naik matic.
Perasaan-perasaan takut itu sebenarnya halusinasi yang kita buat sendiri. Salah satu hal yang menyebabkan halusinasi itu adalah menonton film horror. Jadi jika kamu ingin menjadi orang yang lebih berani pergi ke tempat gelap atau tinggal di rumah sendirian maka cobalah berhenti menonton film horror. Kalau perlu jangan baca tulisan-tulisan horror dan segala yang berkaitan dengan hal itu. Percayalah, sedikit demi sedikit halusinasi kamu tentang hantu akan berkurang.
Dan itu ter-ilhami oleh diri Hayati sendiri. Sejak kecil Hayati sering ditinggal sendiri di rumah karena orang tua bekerja atau pernah beberapa kali orang tua dan adik pergi ke luar kota dan Hayati selama seminggu di tinggal di rumah. Tidak ada ketakutan yang saya rasakan karena memang tidak ada yang perlu di halusinasikan tentang hal-hal horror.
Ini sama seperti seorang anak yang di didik dengan ditakuti-takuti dengan hantu. Makannnya dalam ilmu parenting, ada yang melarang orang tua untuk menakut-nakuti anak kecil dengan hal-hal horror karena bisa berdampak buruk bagi psikologis si anak di masa depan, teurama kelak setelah dewasa, anak akan jadi orang yang penakut.
Tak terkecuali mereka yang sudah dewasa. Menikmati hal-hal yang berbau horror adalah paradoks dalam psikologi manusia. Karena dalam satu sisi, sebagian besar manusia takut pada hantu, tapi di sisi lain manusia justru selalu tertarik berbicara tentang hantu bahkan dengan senang hati membagi kisahnya pada kolom cermistik serta mendapat like dan share yang banyak.
Ada orang yang takut dengan hantu, tapi setiap malam jumat hobi baca cerita misteri. Ada orang yang takut hantu, tapi tiap ada film horror baru di bioskop, pasti antri paling depan. ya, itulah kita. Mungkin kamu salah satunya?
Ketakutan manusia terhadap hal mistis sebenarnya berbanding terbaik dengan antusiasme penonton dimana film-film horror lokal macam Pengabdi Setan atau film luar yang banyak beredar selalu di tunggu-tunggu. ya, ketakutan yang ditunggu-tunggu. Seandainya ketakutan berupa kematian juga ditunggu-tunggu, mungkin dunia ini akan berakhir sebelum negara api menyerang.
Serunya menonton film horror secara tidak sadar bisa membuat kita menjadi orang yang penakut. Namun mungkin bagi sebagian orang, hal ini tidak terlalu berpengaruh. Ada yang sering nonton film horror, tapi tidak takut ketika di rumah sendirian. Apalagi kalau malam minggu. Sendirian di rumah sudah jadi makanan sehari-hari jomblo akut tingkat kolesterol stadium akhir. Karena bagi mereka, pergi keluar rumah tanpa memiliki pasangan lebih menakutkan daripada diam di rumah sendirian.
Bukankah begitu, Kanda?
Tidak ada komentar: